Ketua Majelis Pertimbangan , Romahurmuziy, mengungkap adanya campur tangan oknum aparat dalam untuk menggelembungkan .

Politisi yang akrab disapa Rommy itu mengungkap ia telah mendengar desas-desus tersebut bahkan sebelum 2024 berlangsung.

“Sejak sebelum , saya mendengar ada operasi pemenangan yang dilakukan oleh aparat. Dengan menarget kepada penyelenggara agar memperoleh 50 ribu di tiap kabupaten/ di , dan 20 ribu di tiap kabupaten/ di luar ,” kata Rommy dalam keterangannya, diterima di , Minggu (3/3/2024).

Ia mengaku mendengar bahwa ada organisasi (ormas) yang dibayar untuk untuk memobilisasi .

“Ini dilakukan dengan menggunakan dan membiayai jejaring ormas kepemudaan tertentu yang pernah dipimpin salah seorang , untuk mobilisasi coblos gambar. Setidaknya itu yang saya dengar dari salah satu aktivisnya yang diberikan pembiayaan langsung oleh aparat sebelum ,” beber Rommy.

Kendati demikian, Rommy menilai usaha tersebut sia-sia, sebab seluruh lembaga survei merilis quick count dimana hanya mendapat paling besar 2,95 persen.

“Belakangan setelah coblosan, kami mendapat informasi ada upaya pelolosan , dengan dua modus. Memindahkan partai yang jauh lebih kecil yang jauh dari lolos kepada coblos gambar partai tersebut dan atau, memindahkan tidak sah menjadi coblos gambar partai tersebut,” ungkapnya.

Usai memperhatikan rekapitulasi milik , Rommy melihat beberapa keanehan lonjakan yang juga turut disuarakan oleh para surveyor ternama.

Banyak keanehan yang ia temukan bahkan sampai trending di media sosial X atau dulunya .

Rommy juga mengaku mendapat sejumlah dari pengurus di tertentu, dimana ada perbedaan antara data di dan form C1 dari TPS-TPS.

“Penggelembungan ini banyak terungkap, bukan di tingkat TPS, tapi diduga mulai di pleno tingkat kecamatan,” pungkasnya.