JakartaInsideCom – Dalam ilmu tajwid, yang membahas tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terdapat berbagai hukum bacaan yang perlu dipahami.
Salah satunya adalah hukum bacaan ghunnah.
Ghunnah adalah bacaan yang melibatkan suara dengung yang keluar dari pangkal hidung saat melafalkan huruf tertentu.
Artikel ini akan menjelaskan pengertian ghunnah, hukum bacaannya, serta memberikan tiga contoh hukum bacaan ghunnah dalam Al-Qur’an.
Pengertian Hukum Bacaan Ghunnah
Secara etimologi, ghunnah artinya adalah suara di pangkal hidung.
Secara terminologi ilmu tajwid, ghunnah adalah suara dengung yang tersusun dalam bentuk huruf Nun (ن) dan Mim (م).
Hukum bacaan ghunnah berlaku ketika huruf Mim dan Nun bertasydid.
Ketika kedua huruf tersebut bertasydid, maka harus dibaca dengan cara ghunnah, yaitu dengan membunyikan sambil mendengung.
Lama mendengungnya adalah selama dua ketukan atau satu alif.
Dalam kitab Tuhfat al-Athfal dijelaskan mengenai Ghunnah sebagai berikut:
وغن نونا ثم ميما شددا # و سم كلا حرف غنة بدا
Wa ghunna nuunan tsumma miiman syuddida # wa sammi kullan harfa ghunnatin badaa
Artinya: Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid.. dan namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah.
Menurut Qamhawi, terdapat beberapa tingkatan kesempurnaan cara membaca Ghunnah, yang paling sempurna adalah dengan mendengungkan di pangkal hidung.
Jika belum bisa, maka boleh membacanya dengan Idgham.
Apabila belum mampu maka boleh dibaca Ikhfa.
Jika belum mampu juga, maka boleh dibaca *Idhar Sukun (*dibaca jelas). Dan yang terakhir, jika belum mampu maka boleh dibaca sebagai huruf berharakat saja.
Tiga Contoh Hukum Bacaan Ghunnah dalam Al-Qur’an
Berikut adalah tiga contoh hukum bacaan Ghunnah dalam Al-Qur’an: