masih terancam  pada Oktober, bulan yang mana digunakan diprediksi jadi puncak kekeringan ketiga pada 2023 imbas efek .

Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, serta Geofisika (BMKG), beberapa akan mengalami curah hujan bulanan rendah antara 0-100 milimeter per bulan Agustus, September, lalu Oktober.

yang mana terdampak kekeringan ini meliputi Sumatra bagian tengah hingga selatan, , Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku kemudian Papua bagian selatan.

“Saat ini sebagian besar terutama dalam selatan ekuator masih mengalami juga juga sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/9).

“Sehingga kondisi cerah masih cukup mendominasi pada siang hari,” lanjutnya.

Di dua bulan sebelumnya, prediksi curah hujan rendah itu sudah terbukti pada area yang mana mana disebutkan itu, yang digunakan digunakan merupakan kawasan selatan khatulistiwa.

Beberapa bagian itu bahkan tercatat mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan durasi cukup panjang.

Rekor hari terpanjang, menurut catatan BMKG, terjadi pada Kabupaten Sumba Timur serta Roten Ndao, Nusa Tenggara Timur, dengan durasi enggak kena hujan tembus 126 hari!

Beberapa rekor suhu pun sudah terjadi belakangan di area area Barat serta Tengah yang mencapai suhu 38 derajat Celsius.

“Kondisi fenomena panas ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cerah masih cukup mendominasi pada siang hari,” kata Guswanto.

Kenapa selatan lebih tinggi banyak kering?

BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers pada awal September, menerangkan ini terkait dengan Angin Timuran atau Monsun Australia yang mana diprediksi masih tetap terlibat hingga November 2023, utamanya pada bagian Selatan.

Angin Monsun Australia ini sendiri membawa udara kering dari Benua Australia.

Sebaliknya, utara tambahan banyak basah oleh sebab itu secara geografis lebih banyak besar dekat dengan Benua Asia yang mana mana menjadi sumber Angin Baratan (Monsun Asia) pembawa uap musim hujan.

Akibat hadirnya fenomena  tahun ini, Angin Baratan itu datang lebih banyak tinggi lambat. Musim hujan pun terlambat datang terutama ke bagian selatan RI.

“Musim Hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih banyak tinggi lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang digunakan digunakan turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya,” ujar Dwikorita, dalam konferensi pers daring, Jumat (8/9).

Efeknya, kekurangan bersih, kebakaran hutan juga meluas, udara makin pekat, hingga gatal-gatal akibat kulit kering. Warga pun teriak.

Tetap ada hujan

Salah satu penyebab kekeringan adalah moderat yang dimaksud hal tersebut masih terjadi dalam .

Pada Agustus, hasil monitoring dinamika atmosfer kemudian laut BMKG menunjukkan ENSO (anomali suhu muka laut pada Nino 3.4) bernilai 1,42 derajat Celcius yang digunakan mana mengindikasikan terjadinya kondisi Moderat.

Sementara itu, Dipole Mode bernilai 0,98 derajat Celcius yang mana menunjukkan kondisi IOD Positif.

merupakan fenomena pemanasan suhu permukaan laut di tempat dalam Samudera Pasifik yang digunakan mana memicu penurunan curah hujan global. Menurut BMKG, fenomena ini dapat bertahan hingga akhir tahun.

Meski masih terancam kekeringan pada Oktober akibat , beberapa diprakirakan akan mengalami hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi.

Secara rinci, BMKG memperkirakan 36,93 persen mengalami curah hujan kategori rendah (0 – 100 mm/bulan); 57,09 persen diprakirakan menengah (100 – 300 mm/bulan); serta 5,98 persen diprakirakan mengalami curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (>300 mm/bulan).

Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memaparkan rincian yang dimaksud diprediksi masuk musim hujan pada Oktober yang mencapai 69 Zona Musim (ZOM) atau 9,9 persen .

Yakni, , Sumatera Selatan bagian utara, Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian barat, lalu sebagian besar Kalimantan Timur.

Kapan giliran ?

Ardashena mengatakan mayoritas akan mengalami musim hujan pada November, termasuk kawasan selatan RI yang digunakan terpanggang  itu. 

Rinciannya, pada November 2023 terdapat 255 ZOM (36,5 persen)  yang akan memasuki musim hujan. Yakni, Sumatra Selatan, , sebagian besar Banten, , Barat, sebagian besar Tengah, sebagian Timur, Bali;

Sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian besar Sulawesi Selatan, Maluku Utara bagian utara, dan juga juga Papua Selatan bagian selatan.

Sumber CNN

by Jakarta Inside