Di tengah kemudahan berbelanja , hadir sebagai fleksibel bagi anak muda yang ingin membeli barang tanpa langsung membayar.

Namun, fitur ini juga menyimpan potensi risiko bagi kondisi jika tidak digunakan dengan bijak.

Apakah menjadi pilihan tepat untuk modern, atau justru mengancam kestabilan generasi muda? Simak ulasannya di bawah ini.

Di era digital seperti sekarang, berbelanja bukan hanya sekadar kemudahan, tetapi juga bagian dari .

Salah satu yang menawarkan kemudahan lebih dalam bertransaksi adalah Shopee, melalui fitur .

Fitur ini memungkinkan pengguna membeli barang dan membayar di bulan berikutnya, memberikan kenyamanan yang lebih bagi para pembeli.

Kemudahan Berbelanja Tanpa Harus Mengeluarkan

memberikan instan bagi mereka yang ingin berbelanja tanpa harus langsung mengeluarkan .

Dengan hanya beberapa klik, barang dapat langsung dikirimkan tanpa membayar pada saat itu juga.

Bayangkan saja, barang yang diinginkan bisa dibeli meski dana belum tersedia, dan bisa dilakukan pada bulan berikutnya.

Inilah yang membuat begitu menarik bagi generasi muda yang mungkin belum memiliki stabilitas yang matang, atau mereka yang ingin menikmati lebih konsumtif.

Fitur ini juga memudahkan transaksi dalam jumlah kecil hingga cukup besar, dengan yang dapat mencapai angka puluhan juta.

Tentunya, hal ini memberi kesempatan bagi anak muda untuk membeli produk dengan nilai lebih tinggi tanpa perlu menunggu bulanan.

Bagi sebagian besar anak muda, cara seperti ini memberikan fleksibilitas dalam memenuhi atau keinginan tanpa rasa khawatir.

Mengapa Bisa Menjadi Bahaya?

Namun, di balik kemudahan tersebut, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan.

Salah satu faktor yang bisa menyebabkan menjadi besar adalah kurangnya kesadaran mengenai pengelolaan .

Menggunakan fitur ini tanpa perencanaan yang matang dapat membuat seseorang terjebak dalam siklus utang yang sulit dihentikan.

Pada dasarnya, merupakan yang harus dibayar pada tertentu. Jika tagihan tidak dibayar tepat , akan ada denda yang dikenakan.

Denda ini bisa mengakibatkan jumlah semakin besar. Bagi anak muda yang masih belajar mengelola , tepat mungkin tidak selalu menjadi prioritas.

Tanpa disadari, pengeluaran yang terus bertambah akan membebani kondisi jangka panjang.

Konsumtif dan Ketergantungan pada

Di kalangan anak muda, konsumtif sering kali menjadi sebuah . Media sosial dengan segala kemewahannya sering kali mempengaruhi keputusan berbelanja.

Terlebih lagi, dengan adanya fitur PayLater, godaan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pun semakin besar.

Beli barang sekarang, bayar nanti, menjadi skema yang semakin memudahkan mereka untuk mengabaikan anggaran yang .

Selain itu, jika tidak ada kebiasaan menabung atau mengatur dengan baik, fitur PayLater ini bisa menciptakan kebiasaan hidup yang tidak secara .

Tanpa sadar, utang bisa terus bertambah, dan akhirnya justru menambah beban mental karena yang menumpuk.

Pentingnya Pengelolaan yang Bijak

Menggunakan memang bukan hal yang salah selama fitur ini digunakan dengan bijak.