JakartaInsideCom – Pemegang saham PT Telkom Tbk (Persero) diharapkan melakukan penilaian yang mendalam terkait calon Direktur Utama (Dirut) yang akan dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 27 Mei 2025.
Beberapa nama tengah digadang-gadang menjadi calon kuat Dirut Telkom, antara lain Ririek Adriansyah (Dirut Telkom saat ini), Ismail (Sekjen Kementerian Komunikasi dan Digital), Honesti Basyir (Direktur Group Business Development Telkom), dan Heri Supriadi (Direktur Keuangan Telkom).
Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Honesti Basyir, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis di PT Telkom.
Sebelumnya, Honesti menjabat sebagai Direktur Utama PT Bio Farma. Di masa jabatannya di perusahaan BUMN tersebut, muncul dugaan keterlibatan dalam kasus penyimpangan pengadaan vaksin COVID-19.
Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan bahwa sekitar 3.208.542 dosis vaksin senilai Rp525,18 miliar belum terdistribusi dalam program Vaksinasi Gotong Royong (VGR), yang kemudian memicu laporan masyarakat ke Kejaksaan Negeri Bandung pada awal 2023.
Proses hukum terhadap Honesti Basyir dalam kasus tersebut masih berjalan.
Namun, publik terkejut ketika Honesti dipromosikan ke posisi strategis di PT Telkom, meskipun statusnya masih sebagai saksi dalam dugaan kasus rasuah.
Keputusan ini menuai kritik karena dianggap bertentangan dengan UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang mensyaratkan integritas dan tidak adanya keterlibatan dalam tindak pidana.
Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), Iskandar Sitorus, mengkritik keputusan tersebut.
Menurutnya, promosi seorang pejabat yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi menciptakan keraguan terhadap prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang mengharuskan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam pemilihan pejabat BUMN.
Pola promosi seperti ini berisiko menciptakan “daur ulang pejabat bermasalah”, yang dapat merusak integritas dan kredibilitas BUMN.
“Jika pejabat yang tengah diperiksa hukum bisa naik jabatan, kita berbicara soal kekuatan besar di balik layar,” tegas Iskandar sebagaimana dinukil dari MonitorIndonesia.