Tidak diragukan lagi, power adalah salah satu untuk mempertahankan kita ketika baterai dalam kondisi yang sangat sedikit ketika beraktivitas diluar. Selain itu, power yang tersedia di pasaran memiliki berbagai kapasitas, mulai dari 5.000 miliamp hour (mAh) hingga 30.000 mAh bahkan hingga 50.000 mAh.

Namun, ada kesalahpahaman tentang kapasitas baterai power . Ketika mereka membeli power dengan kapasitas 10.000 mAh dan memiliki dengan kapasitas baterai 5.000 mAh, banyak percaya bahwa mereka dapat mengisi ulang baterai hingga Dua kali lipat. Ternyata pendapat tersebut kurang tepat.

Perangkat power terdiri dari dua bagian penting: Baterai untuk menyimpan muatan dan sirkuit untuk mengontrol proses pengisian. Ini berarti bahwa akan ada sejumlah baterai power dengan kapasitas 10.000 mAh yang terbuang atau tergunakan.

Seperti yang kita ketahui, untuk melakukan pengisian ulang, power memiliki tegangan konstan sebesar lima volt. Sementara perangkat tidak. Dengan tegangan paling tinggi 4,3 volt dan terendah 3.0 volt, tidak memiliki tegangan yang konstan atau tidak stabil.

Sebagian besar, tegangan hanya 3,7 volt, jauh di bawah tegangan konstan power (5.0 volt), menurut Phone Arena. Perbedaan ini menyebabkan daya yang terbuang sebesar 10 persen. Selain itu, arus , suhu, dan kualitas power juga dapat mempengaruhi.

Tidak hanya itu saja, suhu, arus dan kualitas dari power itu sendiri memberikan kontribusi terhadap daya baterai yang terbuang percuma, dengan potensi kehilangan mencapai 20 persen. Singkatnya, untuk power dengan kapasitas 10.000 mAh hanya dapat mengisi baterai dalam keadaan penuh sebanyak Satu kali saja dan sisanya maksimal 50 persen saja.

Untuk itulah, mengapa pengguna power sangat disarankan melihat kapasitas power banknya 20 persen sampai 30 persen dari kapasitas baterai . Bila ingin melakukan pengisian baterai sebanyak Dua kali di 5.000 mAh maka power yang dibutuhkan adalah dengan kapasitas 13.000 mAh atau bahkan lebih.