JakartaInsideCom–Ketegangan antara Serikat dan China kembali memuncak. Kali ini bukan hanya tarif perdagangan, tetapi juga menyangkut dominasi depan seperti () dan kuantum.

Pemerintah , melalui Departemen Perdagangan di bawah , secara resmi melarang perusahaan-perusahaan menjual produk dan mereka ke puluhan perusahaan asal China.

Sebanyak 80 entitas baru masuk ke dalam daftar hitam atau entity list, dengan 50 di antaranya berasal dari China.

Langkah ini diambil dengan dalih menjaga dan membatasi akses China terhadap canggih seperti chip semikonduktor, , serta superkomputer yang berpotensi digunakan untuk keperluan .

Beberapa perusahaan dalam daftar tersebut diketahui memiliki keterkaitan dengan raksasa dan HiSilicon.

“Penambahan ini merupakan upaya untuk memperluas pengawasan, khususnya terhadap negara pihak ketiga dan jalur transit ,” ujar Alex Capri, analis perdagangan dan , dikutip CNBC, Jum’at (11/4/).

Namun persoalan tak berhenti di sana. Ketegangan semakin tajam sejak 2 , ketika Trump mengumumkan tarif resiprokal.

Hampir seluruh barang impor yang masuk ke kini dikenai tarif dasar tambahan sebesar 10 persen, dan tarif khusus sebesar 34 persen dikenakan pada negara-negara dengan defisit perdagangan tinggi—termasuk China.

Sebagai respons, Pemerintah China pada 4 menerapkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap produk asal .

Pemerintah Negeri Tirai Bambu menyatakan tersebut berdasarkan tarif, kepabeanan, dan prinsip perdagangan internasional.

Tidak tinggal diam, kembali menaikkan tarifnya menjadi 50 persen pada 8 , disusul ancaman Trump untuk memberlakukan tarif 125 persen jika China tidak segera mencabut balasannya.

Hasilnya, China kembali menaikkan tarif menjadi 84 persen, hingga akhirnya Trump benar-benar menaikkan bea masuk terhadap barang asal China menjadi 125 persen per 9 .

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat China terhadap , saya menaikkan tarif terhadap China menjadi 125 persen, efektif segera,” tegas Trump lewat akun Truth Social.

China pun agar segera mencabut semua tarif sepihak, dan menyerukan penyelesaian perselisihan melalui dialog yang setara dan saling .

Dengan kondisi ini, kini menyaksikan babak baru dari dagang antara dua raksasa .

Tak hanya berdampak pada perdagangan internasional, eskalasi ini juga berpotensi mengubah peta kekuatan dalam jangka panjang.