Penyebutan istilah Yahudi hingga Bani Israil kerap terdengar bersamaan dengan dan Israel yang terus memanas akhir-akhir ini. Di sisi lain, bagaimana sebetulnya Al- dan menjelaskan dan membedakan kedua istilah tersebut? Bagaimana pula asal mula keduanya identik dengan penjajahan?

, dalam ceramahnya pada kanal Youtube Bayt Al-, turut memberikan penjelasan seputar pengertian Bani Israil, Yahudi, serta kaitannya dengan istilah ahlul bait, sebagaimana dijelaskan dalam perspektif Al- dan .

Bani Israil merupakan sebutan yang digunakkan untuk menunjukkan orang-orang dari keturunan Yakub yang telah hidup sebelum zaman Muhammad SAW. Dalam hal ini, penggunaan istilah Bani Israil dalam Al- dapat merujuk pada orang-orang baik maupun buruk.

Sementara Yahudi digunakkan untuk menunjukkan orang-orang dari keturunan Yahuda, yakni satu dari 12 Yakub , yang hidup bersamaan dengan masa Muhammad SAW. Perbedaanya dengan Bani Israil, istilah Yahudi dalam Al- sudah pasti merujuk pada orang-orang buruk dan jahat.

Meski begitu, menjelaskan bahwa keturunan Yahudi dapat pula bersifat baik dan disebut menggunakkan istilah Ahlul Bait. Sebutan ini merujuk pada orang-orang penganut kitab suci (termasuk didalamnya Nasrani dan Yahudi) yang dapat bersifat baik maupun buruk.

menjelaskan bahwa Yahudi menjadi kaum yang dibenci sejak dulu karena sifatnya yang angkuh, egois, dan materialistik. Hal ini menjadikan kaum Yahudi diperangi, sebagaimana masa Hitler membantai Yahudi, sehingga mereka tidak dapat bersatu dan hidup berpencar dari golongannya.

Hingga dalam sejarahnya, bergejolaknya pertama menjadikan menteri menjanjikan Yahudi mendapatkan dan menjadi sebuah negara. Dalam perjanjian ini, menjanjikan tiga untuk Yahudi, yakni Argentina, Uganda, dan .

Pilihan Yahudi kemudian jatuh kepada . Mereka kemudian mencari alasan berbasis agama untuk membenarkan penjajahan mereka disana. Dalam hal ini, Yahudi menggunakkan isi dari perjanjian lama yang mereka artikan bahwa Yahudi dijanjikan Tuhan sebuah negeri yang dulu dikuasai mereka, seperti Sulaiman dan Daud .

kemudian menjelaskan bahwa pada dasarnya yang dijanjikan tersebut disebutkan dalam perjanjian lama dengan istilah ardil muqaddas ( yang suci) dan merujuk pada pemberian Tuhan kepada orang-orang Arab dari keturunan Ibrahim .   

Meski mengetahui hal ini, kaum Yahudi tetap bersikeras dan menyebut bahwa Ibrahim berasal dari pernikahannya bersama seorang budak, sehingga tersebut mengikuti status ibunya dan tidak berhak atas tersebut.

Maka setelah dan sekutunya meraih kemenangan, mempersilahkan Yahudi untuk mengambil . bahkan membiarkan pertumpahan terjadi antara kedua negara tersebut dibanding melakukan mediasi agar keduanya dapat hidup berdampingan. Sejak saat itulah terus terusir dari tanahnya sendiri akibat perlakuan zalim orang-orang Yahudi.