jakartainside.com –

menghadapi gugatan baru terkait autopilot di area . Dalam persidangan pekan lalu, mengungkapkan ada bukti kuat Musk mengetahui perihal bobroknya kemudi tanpa awak (automated driveing) pada komoditas .

Namun, Musk tetap saja membiarkan produknya dijual di tempat pasaran, tanpa memperhatikan keselamatan pengguna. juga mengungkapkan hal yang disebutkan sudah ada jadi rahasia umum di dalam jejeran eksekutif .

ini sudah ada berlangsung sejak 2019. Kala itu, Judge Reid Scott mengizinkan tuntutan ke setelahnya insiden kecelakaan yang tersebut menewaskan Jeremy Banner.

Banner meninggal ketika mengendarai Model 3 dengan mengaktifkan mode tanpa awak. Mobilnya menembus ke bawah traktor serta mengakibatkan atap hancur.

Keluarga Banner menuntut dengan tuduhan kelalaian pada unit produknya, dikutipkan dari BusinessInsider, Kamis (23/11/).

Pihak keluarga mengungkapkan mengetahui kesulitan pada tanpa awak produknya, tetapi masih memasarkan kemampuan yang disebutkan untuk menggenjot penjualan.

menemukan bahwa perkara Banner mirip dengan kecelakaan yang mana dialami Joshua Brown pada 2016 silam. Pengemudi yang dimaksud mengendarai Model S juga mengalami kecelakaan mematikan.

Kedua kecelakaan yang dimaksud terjadi akibat tanpa awak gagal mendeteksi truk yang tersebut melintas di dalam . Hasilnya, korban meninggal berjatuhan.

Pernyataan Musk mengenai berbagai kecelakaan mendulang kontroversi. Apalagi, ia terus-menerus berjualan autopilot tersebut.

Pada 2016, ia mengungkapkan autopilot Tesla mampu mengemudi lebih tinggi baik daripada . Ia juga mengumbar bawa siste autopilot merupakan solusi yang digunakan memecahkan . Pernyataan itu ia lontarkan pasca Brown meninggal.

Tesla juga dikritik perihal yang tersebut dipublikasikan pada Oktober 2016. Kala itu, tampak Tesla berjalan dengan mulus mengelilingi . Tesla mengklaim yang disebutkan mengemudi secara otomatis. Padahal, Sumber Reuters mengungkap yang disebutkan telah dilakukan di-setting sedemikian rupa.

Washington Post pada Juni lalu menunjukkan ada 736 insiden kecalakaan yang dimaksud melibatkan autopilot Tesla sejak 2019. Sebanyak 17 di tempat antaranya meninggal .

Selanjutnya Banting , 466.000 Tesla Ludes Seketika

Sumber CNBC

by Jakarta Inside