Sebagai politisi, memang selalu unik. Menjabat Walikota Bandung, Emil banyak membuat inovasi populis. Senin Gratis Damri, Rabu Nyunda, Kamis Inggris, Jumat Sepeda, merupakan buah karyanya. Dengan melihat fenomena di , Emil sukses mengubah jadi peluang. Kreativitasnya nyaris tak pernah mati. Kegiatan kreatif berbasis komunitas menjadi andalannya.

Sukses memimpin Bandung, Emil mendedikasikan diri sebagai Gubernur Barat. Masih tak berhenti inovasi, ditambah kepekaan menjawab tantangan zaman. Emil aktif menyapa warga melalui media . Kesehariannya memimpin Jabar bisa dipantau melalui akun media . Tak heran, namanya semakin populer, setiap tingkah lakunya selalu diburu media dan penggemarnya.

Menghapus jarak birokrasi dengan , mengubah menjadi teman dan menghadirkan paradigma baru. Inilah gambaran dalam menciptakan arah baru dalam berpolitik di . Meski baru mulai berpartai secara resmi belakangan ini di Golkar. Emil sudah banyak dilihat, dibaca dan dirasakan . Seakan paham keinginan , Emil mampu menggabungkan dua hal, secara riil dan kicauan media .

Setelah lepas dari Gubernur Barat, Emil masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Gibran. Analisisnya cukup menarik dalam membaca peta elektoral Jabar. Dalams sebuah podcast, dirinya mengakui kalangan pemilih Jabar terpecah dua. Pemilih intelektual condong ke , pemilih menengah dan ke bawah mendukung Prabowo-Gibran. Sebuah unik yang dibaca dalam dua hal. Emil tak ingin ada keretakan hubungan politik, bagaimanapun Emil cukup berkawan baik dengan Anies. Tapi juga tak kehilangan momentum politik, sebagai kader Golkar loyalitasnya memenangkan Prabowo-Gibran.

Setelah sukses menghadirkan kemenangan Prabowo-Gibran di , nama Emil seketika senyap. Sekali muncul dalam sebuah iklan, Emil muncul dengan caption ”Mau ke mana kang? Lagi Otw nih”. Dunia politik seketika ramai, menduga pria kelahiran 1971 siap berkompetisi politik dalam Pemilihan Gubernur . Dukungan mulai mengalir, sebab secara popularitas, kerja nyata, finansial dan partai politik, Emil sudah siap. Tinggal benarkah politisi muda lulusan ITB ini akan maju dalam gelaran ?

Belum selesai pembahasan itu, Emil sempat terlibat psikologis. Iklan Otw dibalas dengan politisi Nasdem, Ahmad Sahroni. Dengan enteng, Sahroni menganggap mudah melawan Emil jika maju . Dibalas singkat Emil melalui gimmick Mandra, dengan kata singkat ”Sombong Amat” berbalas gimmick ini seketika menjadi pembukaan siap dimulai.

Tak mau terlibat konflik panjang, Emil justru menerapkan strategi pengalihan isu. Dengan dalih jualan skincare, Emil membuat masih merasa misterius. Belum ada kepastian majunya eks Gubernur Barat ini di . Alasan bisnis skincare menjadi gimmick politik yang dipakai dalam mengukur tes ombak potensi maju .

Membahas peluang Emil dalam memang cukup besar. Partai yang menaungi Golkar cukup punya nama di . Dukungan juga besar, mengingat popularitas Emil cukup dikenal . Tetapi perlu diingat, kompetisi politik membutuhkan dukungan politik. Kita masih menanti sejauhmana keseriusan Emil dan Golkar. Ini penting, sebab Emil harus serius membaca peluang politiknya dan siapa pendampingnya nanti.

Secara kalkulasi politik, Golkar bukan 3 besar parpol kuat di . Sehingga penting melihat, akan menggandeng siapa Golkar nantinya. Pilihan yang ada, Gerindra, PDIP, dan PKS. Ketiga parpol ini cukup besar kekuataannya di parlemen saat ini. Pilihan yang tepat akan menentukan, potensi kemenangan Emil dalam menakhodai ke depan. Mau ke mana Emil dan Golkar? Politik ke depan tampaknya masih akan dinamis, kawan.