yang efektif membutuhkan etika yang baik, seperti yang diajarkan oleh Aristoteles melalui teori .

adalah seni berbicara yang menarik dan tepat guna, yang jarang dipelajari meskipun sangat penting untuk menyampaikan kebenaran dengan yang mempengaruhi orang lain.

Dilansir dari Titik Terang, Akademisi Sunan Kalijaga, menerangkan terdapat tiga komponen penting dalam .

“Hari ini kalau maki-maki, kita ahli. Tapi dalam hal , mungkin kita masih kurang. Katanya Aristoteles, ngomong yang tepat, yang persuasif, yang mempengaruhi, menarik perhatiannya orang, bekalnya tiga: logos, pathos, dan ethos,” ujar Fahrudin dalam tersebut.

Dalam , terdapat tiga elemen utama yaitu ethos (kredibilitas moral), logos (logika), dan pathos (emosi).

  1. Ethos: Pentingnya kepercayaan terhadap pembicara. Tanpa kredibilitas moral, bahkan yang paling bagus pun tidak akan diikuti oleh orang lain. Kredibilitas moral harus dibangun dan dijaga agar pembicaraan kita dapat diterima.
  2. Logos: logika dan masuk akal dari pembicaraan. Apa yang diomongkan harus dapat dipahami dan masuk akal agar orang lain bisa mengikuti argumen kita.
  3. Pathos: Kemampuan untuk mempengaruhi emosi orang lain. Pembicaraan yang tulus dan melibatkan emosi dapat membuat orang terpengaruh dan menerima pesan yang disampaikan.

Ketiga elemen ini harus diintegrasikan dalam untuk mencapai yang efektif dan disukai oleh banyak orang.

Aristoteles menekankan bahwa yang baik bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang kepercayaan, menggunakan logika, dan mempengaruhi emosi orang lain.

itu kalau tiga hal ini terlibat, retorikamu sudah bagus, kamu sudah . Etos, logos, dan pathos adalah tiga elemen utama dalam yang dikenal sejak zaman Yunani kuno. Mengapa ini penting?

Karena di zaman itu, Yunani yang penuh dengan diskusi dan pertukaran pandangan membutuhkan tiga elemen ini untuk bisa berkomunikasi dengan efektif.

Dalam , etika meliputi prinsip-prinsip yang mengatur , benar dan salahnya , serta dimensi moral dan immoral.

Etika membahas prinsip-prinsip yang benar dan salah, baik dan buruk, serta pantes atau tidak pantes.

“Setiap orang berkomunikasi, karena setiap orang adalah makhluk sosial, tapi juga harus dipelajari,” pungkas Faiz.