JakartaInsideCom – Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau pada Juli dan Agustus 2024, hujan masih kerap turun. Bagaimana bisa?
Berikut penjelasannya:
- Suplai Air Basah: Nilai Indeks Indian Dipole menunjukkan bahwa dalam dua minggu terakhir pada awal Juni 2021, indeks tersebut bernilai negatif sedang. Ini berarti suplai air basah masih ada meskipun musim kemarau.
- Anomali Suhu Muka Laut: Suhu muka laut yang hangat di sekitar wilayah Indonesia berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan.
- Aktivitas Gelombang Ekuator: Gelombang Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
- Dominasi Angin Timuran: Faktor dinamika atmosfer seperti angin timuran juga mempengaruhi fenomena hujan di musim kemarau.
Jadi, meskipun musim kemarau, hujan tetap mungkin terjadi dengan intensitas rendah. Semoga penjelasan ini membantu!