– Berita akhir – akhir ini dalam beberapa kasus yang muncul belakangan ini membuat ‎hati para orang tua tersayat dan sedih bukan main. Salah satu akhir – akhir ini yang terjadi ‎muda bernama Mario Dandy Satriyo (20) yang adalah dari Rafael Alun Trisambodo itu ‎menganiaya David (17) yang merupakan dari Jonathan Latumahina, seorang petinggi di ‎Gerakan Pemuda (GP) Ansor.‎
Kasus perundungan alias di Sukabumi, Jawa Barat. Kali ini, korban yang masih duduk ‎di kelas 3 Sekolah Dasar (SD) di Sukabumi menderita patah tulang di lengan kanan. NCS ‎‎(10) diduga didorong dan dijegal oleh teman sekelasnya hingga akhirnya korban terjatuh dan ‎mengalami patah tulang. Peran orang tua seharusnya bisa berada di garda paling depan dalam ‎membentengi pendidikan moral dan mental .
‎”Sepertinya ada sesuatu yang salah terjadi pada kita. Peran orang tua sangat besar ‎kenapa hal ini terjadi pada kita,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas ‎Indonesia dan Praktisi Klinis Dr. Ari Fahrial Syam.
Menurut Ari, merupakan penentu masa depan dan penentu masa depan bangsa. ‎Menurut UU nomor 35 tahun 2014 yang merupakan perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 ‎tentang Perlindungan , bahwa adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk ‎ yang masih dalam kandungan. Sedang definisi perlindungan menurut UU Tentang ‎Perlindungan tersebut adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi dan ‎hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai ‎dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan ‎diskriminasi.‎
‎”Ajaran agama pun telah mengingatkan kepada para orang tua jelas bahwa merupakan ‎amanah dari Allah SWT kepada para orang tua. Oleh karena itu harus dipersiapkan dengan ‎baik,” tegas Ahli Endoskopi itu
Ari menambahkan berbagai berita dan informasi sukses maupun kegagalan dalam mendidik ‎selalu kita lihat dan dengar dirasakan disekitar kita. Lingkungan adalah lingkungan ‎utama dalam mempersiapkan menuju tangga kesuksesan di masa depan. Pastinya ‎lingkungan sekolah dan lingkungan bermain dan juga kondisi masyarakat dan lingkungan juga ‎berpengaruh dalam membentuk pertumbuhan dan perkembangan .‎
Kadang kala dititip ke pada asisten rumah tangga karena kedua orang tuanya bekerja. Pada ‎kondisi saat ini peran asisten rumah tangga sangat signifikan sehingga kita harus selalu ‎perhatikan apakah asisten rumah tangga tersebut mengurus kita sesuai dengan visi dan ‎misi kita dalam mendidik atau tidak,” tukasnya.‎
Beberapa tips menurut Dr. Ari Fahrial Syam kepada para orang tua dalam memberikan ‎pendidikan pada .‎
‎1.‎ Kasih Sayang dan Tutur Kata
Kasih sayang kepada , merupakan kunci utama yang membuat mereka ‎melaksanakan apa yang kita inginkan. Dalam berinteraksi dengan , kita sebaiknya ‎mengggunakan tutur kata yang baik. Tutur kata yang baik Ini menjadi kunci bagaimana ‎mereka dapat menghormati orang lain. Tutur kata juga termasuk dengan orang di dalam ‎rumah seperti dengan asisten rumah tangga.‎
‎2.‎ Dilatih Bertanggung Jawab
juga harus dilatih untuk bertanggung jawab atas tugas pendidikan baik ‎pendidikan dalam sekolah maupun luar sekolah.‎
‎3.‎ Pendidikan Agama
juga harus dibekali agar menjalankan aturan yang berlaku dan melaksanakan ‎aturan agama. Misalnya belajar mobil dan dapat surat izin mengemudi setelah 17 tahun, ‎selalu melaksanakan sholat 5 waktu. Atau untuk agama lain harus diajak ‎beribadah kepada sang pencipta
‎4.‎ Jangan Menuntut
Mengenai bagaimana untuk berprestasi disekolah, orang tua tidak perlu ‎menuntut harus menjadi juara pertama tetapi meminta mereka untuk ‎memberikan yang terbaik sesuai dengan upaya yang telah dilakukan. Orang tua juga ‎harus mengetahui bagaimana kemampuan otak kita.‎
‎5.‎ Hak Bermain untuk
Bicara tentang bagaimana waktu main mereka, orang tua perlu memberikan waktu ‎agar mereka bisa bermain dengan benar. Berbagai kegiatan bisa menjadi pilihan ‎misal mengikutkan mereka untuk masuk klub renang atau mengikuti klub basket. ‎Permainan kelompok seperti basket, melatih mereka untuk bagaimana menghargai kawan ‎dan lawan. Mental siap menang dan siap kalah akan terngiang dalam kehidupannya. ‎Secara khusus sebaiknya orang tua membatasi anak-anak bermain secara individual ‎seperti bermain game melalui gadget misalnya.‎
‎6.‎ Jangan Ada Perbedaan
Apabila kita mempunyai anak lebih dari satu, perlakuan ke masing-masing anak ‎juga harus sama. Tidak boleh ada perbedaan dalam memperlakukan ke masing-masing ‎anak. Anak nomor dua cenderung diacuhkan dibanding anak pertama atau anak ketiga. ‎Apalagi kalau anak pertama itu juga cucu pertama kasih sayang yang berlebihan justru ‎sebenarnya kita para orang tua tidak sedang memberikan pendidikan yang baik kepada ‎anak-anak kita tersebut
‎7.‎ Interaksi dan Komunikasi
Sebagai orang tua diusahakan ada interaksi dengan anak setiap hari. “Saya punya ‎tugas mengantar sekolah ketiga anak pertama saya tersebut saat mereka masih sekolah ‎dan istri saya bersama pulang dengan mereka selepas istri pulang bekerja,” jelas Ari.‎
‎8.‎ Kerja sama Orang Tua dalam Mendidik
Di dalam mendidik anak, kedua orang tua juga harus kompak dan satu suara, istri ‎harus selalu berkonsultasi untuk memutuskan hal-hal dalam pemenuhan kebutuhan anak ‎kepada suami, begitu juga suami saat akan memberikan sesuatu sebaiknya juga harus ‎memberitahu kepada istri. Anak-anak laki-laki cenderung lebih dekat dengan ibu ‎sebaliknya anak-anak lebih dekat dengan ayahnya
‎9.‎ Reward and Punishment
Orang tua juga sebaiknya selalu memberikan pujian atas sesuatu yang telah ‎dilakukan oleh anak-anak mereka dan selalu gunakan kata-kata positif terhadap anak-‎anak. Hindari kata-kata negatif termasuk saat orang tua sangat kesal atau marah kepada ‎mereka.‎
‎10.‎ Didik Mental Anak
Anak-anak juga tidak boleh berada di ketiak orang tua mereka dan mereka harus ‎tampil karena dirinya bukan karena orang tuanya. Dalam kehidupan sehari-hari gaya ‎hidup yang baik harus selalu ditunjukkan kepada anak-anak kita. Misal, makan tidak ‎berlebih-lebihan walaupun mampu. Jangan boros dan selalu untuk menyisihkan uang ‎untuk menabung
‎11.‎ Kontrol Pergaulan Anak
Kita anjurkan anak-anak ikut aktif di organisasi intra sekolah (OSIS) atau di ‎kegiatan kemahasiswaan saat mereka menjadi mahasiswa. Walau sebagai orang tua kita ‎tetap mengontrol dengan siapa mereka berteman dekat