JakartaInsideCom – Negara–negara maju di Eropa, seperti Jerman, dikenal memiliki angka kelahiran dan kematian yang rendah. Fenomena ini menarik perhatian banyak peneliti dan pengamat demografi karena berbanding terbalik dengan kondisi di banyak negara berkembang.
Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya angka kelahiran dan kematian di negara–negara maju Eropa berdasarkan penjelasan dari berbagai jurnal ilmiah dan sumber terpercaya.
1. Faktor Ekonomi dan Sosial
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi rendahnya angka kelahiran di negara maju seperti Jerman adalah kondisi ekonomi dan sosial.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Population Economics, biaya hidup yang tinggi dan prioritas pada karir membuat banyak pasangan menunda atau bahkan memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Selain itu, sistem kesejahteraan yang baik memungkinkan masyarakat untuk hidup nyaman tanpa harus memiliki banyak anak sebagai jaminan di masa tua.
2. Perubahan Peran Gender dan Pendidikan
Perubahan peran gender dan tingkat pendidikan yang tinggi juga berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran.
Studi dari Journal of European Social Policy menunjukkan bahwa semakin banyak wanita yang mengejar pendidikan tinggi dan karir profesional, sehingga menunda pernikahan dan kelahiran anak.
Kesetaraan gender yang lebih baik juga berarti bahwa keputusan untuk memiliki anak lebih dipertimbangkan secara matang oleh kedua pasangan.
3. Akses ke Layanan Kesehatan dan Perencanaan Keluarga
Akses yang baik ke layanan kesehatan dan program perencanaan keluarga juga memainkan peran penting.
Menurut artikel di Journal of Health Economics, negara–negara maju memiliki sistem kesehatan yang canggih dan mudah diakses, termasuk layanan kontrasepsi yang efektif.
Hal ini memungkinkan pasangan untuk merencanakan keluarga mereka dengan lebih baik dan mengurangi angka kelahiran yang tidak diinginkan.
4. Urbanisasi dan Gaya Hidup Modern
Urbanisasi dan gaya hidup modern juga mempengaruhi angka kelahiran dan kematian.
Penelitian dari Journal of Urban Studies menunjukkan bahwa kehidupan di kota besar dengan segala kesibukannya membuat banyak orang lebih memilih untuk fokus pada karir dan kehidupan pribadi daripada memiliki anak.
Selain itu, gaya hidup yang lebih sehat dan akses ke fasilitas kesehatan yang baik juga berkontribusi pada rendahnya angka kematian.