-Sebanyak 61% responden menyatakan kekhawatiran mereka terhadap bot dan profil palsu di aplikasi kencan.
-Dua pertiga responden (66%) percaya bahwa aplikasi kencan belum mengambil langkah memadai untuk memverifikasi pengguna manusia.
-Sebanyak 21% responden mengalami upaya phishing, 10% berinteraksi dengan bot, dan 15% menghadapi kedua ancaman tersebut.
Menurut temuan ini, semakin banyak orang yang nyaman menggunakan AI dalam komunikasi mereka, bahkan melampaui fungsi dasar layanan pelanggan hingga ke interaksi yang lebih emosional.
Di Indonesia, tren ini juga semakin berkembang, seiring dengan peningkatan chatbot yang lebih interaktif dan mampu membangun hubungan dengan pengguna.
Aplikasi dan situs kencan online kini digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Namun, meskipun banyak kisah sukses dalam percintaan digital, penipuan dalam ranah ini juga semakin umum.
Demi mengatasi masalah ini, lebih dari 10 juta orang di dunia telah memverifikasi identitas mereka menggunakan World ID, sebuah teknologi ‘Proof of Human’ dari World yang bertujuan memastikan pengguna internet adalah manusia asli.
Hingga kini, lebih dari 20 juta orang telah mengunduh aplikasi World, yang memungkinkan berbagai penggunaan, mulai dari jaringan sosial bebas bot hingga sistem pemungutan suara yang lebih transparan.
“Dengan AI yang semakin maju, semakin sulit untuk membedakan apakah video atau foto itu asli, yang telah terbukti bermasalah ketika pria berusaha mendekati seorang wanita ataupun sebaliknya,” ujar Wafa lebih lanjut.
Dengan semakin berkembangnya teknologi AI dalam interaksi sosial, langkah-langkah verifikasi seperti World ID dapat menjadi solusi untuk melindungi pengguna internet dari ancaman Love Scam dan bentuk penipuan digital lainnya.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan memahami bagaimana AI dapat memengaruhi kehidupan mereka, baik dalam hubungan sosial maupun transaksi digital.