JakartaInsideCom – Dalam dunia sepak bola, istilah “offside” sering terdengar dan menjadi salah satu aturan penting yang mengatur alur permainan.
Offside adalah situasi dalam permainan sepak bola ketika seorang pemain menerima bola dalam posisi yang tidak sah menurut aturan permainan.
Aturan offside bertujuan untuk mencegah pemain dari tim penyerang berada terlalu dekat dengan gawang lawan tanpa adanya upaya bermain yang adil.
Secara spesifik, seorang pemain dianggap berada dalam posisi offside jika:
- Pemain tersebut lebih dekat ke garis gawang lawan daripada bola dan pemain terakhir tim lawan (biasanya bek) pada saat bola dimainkan kepadanya oleh rekan satu timnya, dan
- Pemain tersebut terlibat aktif dalam permainan, baik dengan cara:
- Memainkan atau mencoba memainkan bola, atau
- Mengganggu lawan, atau
- Mendapatkan keuntungan dari posisi tersebut.
Namun, ada beberapa situasi di mana seorang pemain tidak akan dianggap offside, yaitu:
- Jika pemain tersebut menerima bola langsung dari lemparan ke dalam, tendangan gawang, atau tendangan pojok.
- Jika pemain berada di daerah pertahanannya sendiri.
- Jika pemain berada pada posisi yang sama dengan bek terakhir atau bek-bek lawan.
Penerapan aturan offside membutuhkan ketelitian dan kecepatan pengambilan keputusan oleh wasit dan asisten wasit karena seringkali situasi offside terjadi dalam hitungan detik.
Teknologi seperti VAR (Video Assistant Referee) telah diperkenalkan untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan yang tepat terkait situasi offside yang kompleks.
Aturan offside telah mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian seiring berjalannya waktu untuk membuat permainan menjadi lebih adil dan menarik.
Meskipun demikian, esensi dari aturan ini tetap sama: mendorong permainan yang adil dan kompetitif dengan menghindari keuntungan posisi yang tidak sah.
Dengan memahami aturan offside, penonton dapat lebih mengapresiasi strategi dan keterampilan yang ditunjukkan oleh para pemain dan tim dalam menciptakan peluang gol sambil tetap mematuhi aturan permainan.