Pelangi adalah salah satu fenomena yang paling menakjubkan dan sering kali memikat perhatian kita.

Fenomena ini terjadi ketika cahaya matahari berinteraksi dengan tetesan di , menghasilkan spektrum warna yang indah. Mari kita telusuri proses terbentuknya pelangi secara lebih mendalam.

Proses Terbentuknya Pelangi

  1. Pembiasan Cahaya Matahari Cahaya matahari terdiri dari berbagai warna yang tergabung menjadi satu, yang kita lihat sebagai cahaya putih. Ketika cahaya matahari memasuki tetesan di , cahaya tersebut mengalami pembiasan. Pembiasan adalah proses di mana cahaya berubah arah ketika melewati medium yang berbeda, dalam hal ini dari udara ke .
  2. Dalam Tetesan  Setelah cahaya matahari memasuki tetesan , sebagian cahaya tersebut dipantulkan kembali ke dalam tetesan . Proses ini disebut internal. Cahaya yang dipantulkan ini kemudian bergerak menuju sisi lain dari tetesan .
  3. Dispersi Cahaya Ketika cahaya matahari melewati tetesan , cahaya tersebut terurai menjadi berbagai warna yang berbeda. Proses ini disebut dispersi. Setiap warna cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga mereka terurai pada sudut yang berbeda. Inilah sebabnya mengapa kita melihat berbagai warna dalam pelangi.
  4. Pembiasan Kedua Setelah mengalami internal, cahaya tersebut keluar dari tetesan dan mengalami pembiasan kedua. Pembiasan kedua ini memperkuat pemisahan warna-warna cahaya, sehingga kita dapat melihat spektrum warna yang lebih jelas.

Warna-Warna Pelangi

Pelangi terdiri dari tujuh warna utama yang selalu muncul dalam urutan yang sama: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Urutan ini disebabkan oleh panjang gelombang masing-masing warna. Merah memiliki panjang gelombang terpanjang, sedangkan ungu memiliki panjang gelombang terpendek.

Kondisi Terbentuknya Pelangi

Pelangi biasanya muncul setelah ketika matahari bersinar. Namun, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi agar pelangi dapat terbentuk:

  • Matahari harus berada di belakang pengamat dan cukup rendah di langit, biasanya kurang dari 42 derajat di atas horizon.
  • Tetesan harus ada di udara di depan pengamat.
  • Langit di sekitar harus cukup agar pelangi dapat terlihat dengan jelas.

Jenis-Jenis Pelangi

Selain pelangi utama yang sering kita lihat, ada beberapa jenis pelangi lainnya yang dapat terbentuk dalam kondisi tertentu:

  • Pelangi Ganda: Terjadi ketika cahaya mengalami dua kali internal dalam tetesan , menghasilkan dua pelangi yang terlihat bersamaan.
  • Pelangi Sekunder: Pelangi yang lebih redup dan muncul di luar pelangi utama, dengan urutan warna yang terbalik.
  • Pelangi Kabut: Terbentuk ketika cahaya matahari berinteraksi dengan tetesan yang sangat kecil, seperti kabut atau embun.

Kesimpulan

Pelangi adalah fenomena yang indah dan kompleks, hasil dari interaksi antara cahaya matahari dan tetesan di . Proses pembiasan, , dan dispersi cahaya menghasilkan spektrum warna yang memukau.

Dengan memahami proses terbentuknya pelangi, kita dapat lebih menghargai keindahan yang sering kali kita anggap biasa.