JakartaInside.Com–Hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak Selasa hingga Rabu menyebabkan sejumlah wilayah kembali terendam banjir. Selain menghambat aktivitas warga, kondisi ini juga memicu kemacetan parah dan gangguan transportasi.
Menanggapi hal ini, Gerakan Masyarakat Cinta Jakarta (GEMA CITA) menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air. Ketua Umum GEMA CITA, Hilman Firmansyah, menilai bahwa diperlukan langkah strategis yang lebih efektif untuk mencegah banjir berulang di ibu kota.
Evaluasi Infrastruktur Pengendalian Banjir
Menurut Hilman, ada beberapa faktor yang perlu dievaluasi, termasuk lambatnya pembangunan dan pengerukan waduk, situ, embung, serta drainase di Jakarta. Ia menyebut bahwa pada tahun 2024, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun 12 waduk baru, namun realisasinya masih tertunda.
Selain itu, proyek tanggul laut dalam program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) juga menjadi perhatian. Hingga kini, progres pembangunan di kawasan Muara Angke baru mencapai sekitar 100 meter, dan sebagian besar masih berupa pondasi.
“Kawasan yang lebih dulu dibangun justru yang tidak berpenduduk, sementara daerah padat penduduk masih menunggu,” ungkap Hilman.
Di wilayah Jakarta Utara, beberapa pompa air berkapasitas besar telah dibangun dengan anggaran hingga Rp 1 triliun. Namun, banjir masih terjadi di kawasan seperti Kelapa Gading dan sekitarnya, termasuk banjir rob yang kerap melanda Muara Angke.
Banjir rob yang terjadi tahun ini, menurut Hilman, semakin memperlihatkan urgensi penyelesaian proyek tanggul pantai. “Dampaknya cukup besar bagi warga, dengan ketinggian air mulai dari 25 sentimeter hingga satu meter,” ujarnya.
Hilman berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengambil langkah konkret untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, termasuk percepatan pembebasan lahan yang masih terkendala di beberapa lokasi.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya optimalisasi anggaran untuk pemeliharaan sumur resapan dan drainase agar lebih efektif dalam menanggulangi genangan air.
“Banjir bukan hanya soal curah hujan, tetapi juga bagaimana kita mengelola tata ruang, sistem drainase, serta kesiapan infrastruktur yang ada. Ini yang perlu menjadi fokus utama ke depan,” tutup Hilman.
30 Januari 2025