jakartainside.com –

sedang pada tahap akhir untuk menyelesaikan kumpulan (UU) yang tersebut mengatur (). Akan tetapi, para anggota lalu pakar mengatakan, pemecatan pimpinan Open Artificial Intelligence Sam Nama tokoh secara mendadak menyebabkan reaksi. Regulator merasa perlu ditambahkan lagi aturan yang tersebut lebih besar ketat untuk sektor .

Altman, salah satu pendiri yang mana tahun lalu memulai booming generatif, mendadak dipecat oleh komite direksi OpenAI minggu lalu. Pemecatan bos Pengolah Alami GPT itu menghasilkan terkejut dunia juga menyokong karyawan untuk memproduksi ancaman pengunduran diri massal pada tersebut.

Sejauh ini dilaporkan bahwa Komisi , , kemudian Dewan Uni hampir mencapai akhir pembahasan rincian , yang tersebut mengharuskan beberapa menyelesaikan penilaian risiko ekstensif lalu menyediakan data bagi regulator.

Namun, perundingan menemui hambatan mengenai sejauh mana boleh melakukan pengaturan secara .

Brando Benifei, salah satu dari dua anggota yang menjadi UU yang dimaksud menyatakan pemecatan Nama orang dari OpenAI menunjukkan bahwa regulator tidak ada dapat mengandalkan pengaturan secara oleh tiap .

“Regulasi, khususnya ketika berhadapan dengan model yang digunakan paling canggih, harus tepat, transparan, kemudian dapat ditegakkan untuk melindungi warga kita,” kata ia dikutipkan dari Reuters, Rabu (22/11/2023).

Reuters melaporkan bahwa Perancis, Jerman lalu sudah mencapai kesepakatan tentang bagaimana harus diatur, sebuah langkah yang tersebut diharapkan dapat mempercepat di dalam tingkat .

Ketiga yang disebutkan memperkuat pengaturan yang tersebut wajib melalui kode etik bagi  yang menggunakan model Artificial Intelligence generatif. Namun, beberapa ahli menyatakan hal ini tidak ada akan cukup.

Alexandra van Huffelen, Menteri Belanda, menyatakan bahwa kisah Open Artificial Intelligence menjadi perlunya aturan yang mana ketat.

“Kurangnya transparansi kemudian ketergantungan pada beberapa menurut saya jelas menggarisbawahi perlunya regulasi,” ujarnya.

Sementara itu, Gary Marcus, pakar di dalam Universitas New York, menulis dalam media X, “kami tak dapat sepenuhnya mempercayai untuk mengatur secara ketika tata kelola internal dia sendiri pun dapat sangat bermasalah”.

“Tolong jangan mengabaikan UU Artificial Intelligence Uni ; kami membutuhkannya sekarang tambahan dari sebelumnya.”

Update terakhir, Nama tokoh kembali akan menjadi CEO OpenAI.

Artikel Selanjutnya Pencipta Chatbot GPT Dipecat, Karyawan Terima Surat Penuh Haru

Sumber CNBC

by Jakarta Inside