Oleh : Arief Wicaksana, Dewan Pembina Barisan Pemenangan

DKI Jakarta 2024 menjadi ajang pertarungan yang sengit, terutama antara pasangan dan pesaing terkuat mereka, dan .

Namun, di tengah dinamika ini, muncul dugaan skema tertentu yang diduga dimainkan oleh dengan terus mendorong narasi bahwa DKI Jakarta harus berlangsung dalam dua putaran.

Dua Putaran: Keuntungan Strategis untuk -Suswono

dua putaran biasanya terjadi ketika tidak ada pasangan calon yang meraih lebih dari 50% suara pada putaran pertama.

Dalam konteks ini, dua putaran memberikan keuntungan tertentu bagi pasangan yang memiliki elektabilitas stabil, tetapi tidak cukup tinggi untuk menang secara langsung di putaran pertama.

-Suswono tampaknya berada dalam posisi ini, dengan basis dukungan yang solid tetapi tidak mendominasi.Dugaan skema ini didasari oleh beberapa poin berikut:

1. Strategi Pecah SuaraRidwan Kamil-Suswono terlihat menggencarkan kampanye untuk merangkul suara segmen tertentu, seperti urban menengah dan atas, sambil membiarkan segmen lainnya terfragmentasi.

Dengan begitu, suara pasangan lain seperti akan terpecah, sehingga tidak mencapai mayoritas absolut pada putaran pertama.

2. Narasi

Pasangan -Suswono sering membawa narasi bahwa dua putaran adalah bukti demokrasi yang sehat. Narasi ini disinyalir bertujuan untuk persepsi bahwa dua putaran adalah skenario yang wajar, bahkan ideal, meski sebenarnya ada upaya untuk memanipulasi hasil akhir melalui waktu tambahan untuk koalisi baru.

3. Aliansi Tersembunyi

Dugaan adanya aliansi tersembunyi antara -Suswono dan aktor lainnya semakin memperkuat asumsi ini. Putaran kedua memberi peluang untuk menggandeng kandidat yang kalah di putaran pertama, sehingga memperbesar peluang mereka memenangkan putaran kedua.

Mengapa Harus Waspada?

Pasangan memiliki peluang besar untuk menang langsung di putaran pertama, mengingat mereka yang realistis dan dukungan kuat dari akar rumput.

Namun, jika berlanjut ke putaran kedua, dinamika akan berubah drastis, dan keunggulan pasangan ini bisa tergerus oleh strategi baru yang dimainkan -Suswono.

Beberapa langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasi skenario dua putaran ini meliputi:

– Konsolidasi Basis SuaraMas perlu memastikan basis suara mereka solid dan tidak terpecah, terutama dari kalangan dan milenial, yang cenderung menjadi target segmentasi lawan.

– Narasi Kemenangan Satu Putaran Pasangan

harus menguatkan narasi bahwa satu putaran mencerminkan efisiensi dan kehendak rakyat. Narasi ini dapat mengurangi penerimaan terhadap skenario dua putaran.

– Penguatan dan SimpatisanDengan memperluas jaringan dan simpatisan di tingkat kelurahan hingga RT/RW, pasangan ini bisa memastikan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi, mengamankan peluang untuk menang di putaran pertama.

Kesimpulan :

Dugaan skema dua putaran yang diusung -Suswono tampaknya menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan peluang mereka di DKI Jakarta 2024.

Bagi pasangan , ini harus dihadapi dengan strategi komunikasi yang kuat, konsolidasi suara, dan narasi kemenangan satu putaran yang tegas.

Keberhasilan mereka memenangkan hati rakyat di putaran pertama akan menjadi kunci untuk melawan manuver lawan.