JakartaInsideCom – Sriwijaya, yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, dari abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, dikenal sebagai kekuatan maritim yang besar.
Namun, mengapa Sriwijaya lebih sering disebut sebagai “kedatuan” daripada “kerajaan”?
Artikel ini akan menjelaskan secara singkat alasan di balik penyebutan tersebut.
Alasan Sriwijaya Disebut Kedatuan
Meskipun memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan dominan dalam perdagangan maritim, Sriwijaya lebih tepat disebut kedatuan karena beberapa faktor utama:
Sistem Pemerintahan Kurang Kuat
Sriwijaya tidak memiliki sistem pemerintahan yang terpusat dan kuat seperti kerajaan-kerajaan lain pada masanya. Sistem politik dan administrasinya tidak seketat kerajaan pada umumnya.
Fokus pada Perdagangan
Sriwijaya lebih memfokuskan diri pada aktivitas perdagangan. Jaringan perdagangannya yang luas, mencakup Arab, India, hingga Tiongkok, menjadikannya pusat perdagangan maritim yang besar.
Penyebaran Agama Buddha
Sriwijaya berperan penting dalam penyebaran agama Buddha di wilayah Sumatera Selatan hingga Asia Tenggara. Aktivitas keagamaan ini menjadi ciri khas kedatuan Sriwijaya.