JakartaInsideCom – Dugaan skandal investasi PT Telkomsel dalam merger PT Gojek-Tokopedia (GoTo), diam-diam sedang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pengusutan dilakukan lembaga antirasuah berangkat dari laporan dua pihak beberapa waktu lalu.
Adapun dua pihak yang melapor yakni Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formastiko) dan LQ Indonesia Lawfirm yang mewakili LSM Konsumen Cerdas Hukum (LSM KCH).
Adanya laporan tersebut diakui Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur.
Akan tetapi, ia belum mengetahui lebih lanjut perkembangan atas laporan tersebut.
Asep hanya menyebut akan menanyakan perkembangan atas laporan itu kepada Direktorat Penyelidikan KPK.
“GoTo sampai saat ini nanti ditanyakan ke lidik,” kata Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Pada intinya, mereka menduga pembelian saham GoTo oleh salah satu BUMN PT Telkom “harum” rasuah serta diduga kuat merugikan keuangan negara.
Humas LQ Indonesia Lawfirm, Bambang Hartono mengatakan, laporan ke KPK didasari oleh sejumlah bukti-bukti.
Diterangkan Bambang, dalam transaksi pada tanggal 16 November 2020, Telkomsel membuat perjanjian dengan PT AKAB (GoTo) untuk investasi dalam bentuk obligasi konversi atau convertible bond (CB) tanpa bunga sebesar USD150 juta atau setara Rp2,1 triliun dengan tenggat jatuh tempo pada 16 November 2023.
Kemudian, Telkomsel pada tanggal 18 Mei 2021 kembali membeli saham GoTo senilai USD150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun, yang dikonversi menjadi 29.708 lembar saham.
Kemudian melakukan opsi beli lagi senilai USD300 juta atau setara Rp4,2 triliun.
Sehingga, Telkomsel telah membeli saham GoTo sebanyak 89.125 lembar senilai Rp6,3 triliun, di mana harga per lembar saham Rp70 juta atau USD5.045.
Selain transaksi di atas, kata Bambang, PT AKAB pada tanggal 29 Oktober 2021 melakukan perubahan Akta Nomor 128.
Terdapat perubahan status Garibaldi Thohir yang menjadi komisaris utama sekaligus pemegang saham Seri D GoTo sebanyak 1.054.287.487 lembar pada harga nominal Rp1 per lembar saham.
Maret 2022, GoTo secara resmi mengumumkan IPO dengan harga penawaran Rp316 hingga Rp346 per lembar.
“Sekarang harga GoTo per lembar Rp125 per tanggal 17 Februari 2023,” ujar Bambang kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Dari kronologi tersebut, kata Bambang, dapat disimpulkan bahwa terdapat kerugian negara.
Pertama, transaksi obligasi selama tiga tahun tanpa bunga yang diberikan oleh Telkomsel senilai Rp2,1 triliun sangat janggal.
Dikatakan Bambang, transaksi pembelian saham GoTo Rp6,3 triliun ketika IPO berkisar Rp316 hingga Rp346 per lembar.
“Sekarang harganya hanya RP125 per lembar, maka kerugian harga pasar sekitar 60 persen dari modal Rp6,2 triliun yaitu senilai Rp3,2 triliun. Anehnya ketika negara dirugikan, malah Garibaldi Thohir dijadikan komisaris utama dan mendapatkan satu miliar lembar saham GoTo. Di sinilah kami adukan dugaan tindak pidana korupsi agar diusut tuntas,” terangnya.
Terpisah, Koordinator Formastiko, Usman Abdul Fakih, juga menyampaikan hal yang tak jauh berbeda.
Dikatakan Usman, pihaknya menduga adanya praktik kotor dalam investasi tersebut yang berpotensi merugikan keuangan negara dengan nominal sangat fantastis.
Padahal setiap aksi korporasi BUMN pada emiten tertentu harus didasarkan pada pertimbangan bisnis dan dampak sosial yang luas dan bisa dipertanggungjawabkan secara akuntabel.
Alih-alih untung, tercatat saham GoTo turun seperti terjadi pada tahun 2022 GoTo membukukan rugi bersih Rp40,5 triliun.
Di tahun 2023, GoTo membukukan rugi bersih Rp90,39 triliun dengan harga saham yang hanya Rp125 per lembar.
“Sudah barang tentu jika BUMN itu melakukan investasi dan kajiannya harus selesai membawa dampak bagi orang banyak,” kata Usman dalam keterangannya.