Dalam , khususnya , ahlinya sepakat bahwa punya dua unsur, yakni fisik dan batin. Bila sebelumnya sedikit melihat jasad, sekarang saya coba melihat batinnya. Adapun unsur batin yang akan dilihat, yaitu tema, amanat, rasa, nada dan suasana.

  • Tema yang gampang terlihat dalam ini adalah kritik sosial dan politik. menyoroti dan yang dinilai kontradiktif atau tidak berpihak pada rakyat. Hal itu bisa dilihat, dari hal yang diklaim meroket, tetapi justru melemah. Ketidaksesuaian antara klaim surplus produksi dengan masih maraknya impor. Tingkat yang disebut menurun, tetapi realitas di lapangan menunjukkan kesulitan mendapatkan . Beban utang yang semakin besar dan dampaknya pada pelemahan serta kenaikan hidup. Ketimpangan sosial antara rakyat dan elite yang disebut “menjamui tuan asing“. Tema ini erat dengan pamflet, khususnya, setahu saya, persis yang dilakukan W.S Rendra, yaitu yang bersifat propaganda atau kritik tajam terhadap suatu keadaan sosial-politik.
  • Amanat atau pesan moralnya adalah kritik terhadap ketidaksesuaian antara klaim dengan realitas yang dirasakan masyarakat. Menegaskan bahwa rakyat harus waspada dan tidak mudah percaya pada politik yang tidak berdasar pada fakta. Mendesak untuk lebih transparan dan bertanggung jawab atas yang mereka buat. Membangkitkan kesadaran rakyat terhadap kondisi dan sosial yang memburuk. Pemilihan kata “Sontoloyo” sebagai pengulangan dalam ini mempertegas protes penyair terhadap .
  • Rasa dalam ini memiliki rasa amarah dan kekecewaan yang kuat. Penyair menggunakan diksi yang tegas dan langsung tanpa metafora yang rumit, menunjukkan keberanian dalam menyampaikan kritik. Kata “Sontoloyo” yang diulang-ulang memberikan efek emosional yang mengarah pada kecaman atau ekspresi ketidaksabaran terhadap kondisi yang terjadi. Ada nada sinis dan sarkastik dalam pemilihan diksi seperti “kau tuan asing bermewah-mewah,” yang menunjukkan perasaan frustrasi terhadap ketimpangan sosial dan .
  • Nada dalam ini jelas bersifat satir dan sarkastik. Penyair menggunakan nada menghujat untuk mengekspos ketidaksesuaian antara klaim dengan kenyataan di lapangan. Penggunaan kata “Sontoloyo!” sebagai seruan langsung menciptakan kesan kemarahan yang eksplisit. Terdapat unsur ironi dalam penyampaian fakta, misalnya ketika klaim tentang yang membaik justru dikontraskan dengan data realitas yang bertolak belakang. Nada ini membuat lebih tajam dan berfungsi sebagai kritik politik yang keras.
  • Suasana yang tercipta dari ini adalah kekecewaan, ketidakpuasan, dan kegelisahan. Pembaca yang merasakan realitas yang sama kemungkinan akan merasa geram atau semakin sadar terhadap permasalahan sosial yang dikritik. Penggunaan kalimat-kalimat pendek yang langsung pada pokok persoalan menciptakan suasana mendesak dan penuh ketegangan. Kata “Rezim Sontoloyo!” di bagian akhir memberikan klimaks yang menegaskan suasana perlawanan.

Sebelumnya, sebagai informasi, adalah nama yang tak asing di kuping masyarakat saat ini. Selain menjadi legislator kala itu, juga pernah berurusan dengan tahun 1990-an, yaitu menjadi salah satu pengurus Majalah Horison. Rekam jejaknya menunjukkan bahwa Fadli adalah seseorang yang senang dan aktif terlibat di dalam itu, seni, atau pada umumnya. Informasi lainnya, cari tahu sendiri di , di , atau di sebagai penyempurna-pelengkap informasinya.