Sebagai politisi, Ridwan Kamil memang selalu unik. Menjabat Walikota Bandung, Emil banyak membuat populis. Senin Gratis Damri, Rabu Nyunda, Kamis Inggris, Jumat Sepeda, merupakan karyanya. Dengan melihat fenomena di masyarakat, Emil mengubah masalah jadi peluang. Kreativitasnya nyaris tak pernah mati. Kegiatan kreatif berbasis komunitas menjadi andalannya.

memimpin Bandung, Emil mendedikasikan diri sebagai Barat. Masih tak berhenti , ditambah kepekaan menjawab zaman. Emil aktif menyapa warga melalui media sosial. Kesehariannya memimpin Jabar bisa dipantau melalui akun media sosial. Tak heran, namanya semakin populer, setiap tingkah lakunya selalu diburu media dan penggemarnya.

Menghapus jarak birokrasi dengan masyarakat, mengubah masyarakat menjadi teman dan menghadirkan paradigma baru. Inilah gambaran Ridwan Kamil dalam menciptakan arah baru dalam berpolitik di Indonesia. Meski baru mulai berpartai secara resmi belakangan ini di . Karya Emil sudah banyak dilihat, dibaca dan dirasakan masyarakat. Seakan paham keinginan masyarakat, Emil mampu menggabungkan dua hal, masalah masyarakat secara riil dan kicauan media sosial.

Setelah lepas dari Barat, Emil masuk dalam tim pemenangan . Analisisnya cukup menarik dalam membaca peta elektoral Jabar. Dalams sebuah podcast, dirinya mengakui kalangan pemilih Jabar terpecah dua. Pemilih condong ke -Muhaimin, pemilih menengah dan ke bawah mendukung . Sebuah analisis unik yang dibaca dalam dua hal. Emil tak ingin ada keretakan hubungan politik, bagaimanapun Emil cukup berkawan baik dengan . Tapi juga tak kehilangan momentum politik, sebagai kader loyalitasnya memenangkan .

Setelah menghadirkan kemenangan di Pilpres , nama Emil seketika senyap. Sekali muncul dalam sebuah , Emil muncul dengan caption ”Mau ke mana kang? Lagi Otw Jakarta nih”. Dunia politik seketika ramai, menduga pria 1971 siap berkompetisi politik dalam Pemilihan . Dukungan mulai mengalir, sebab secara popularitas, kerja nyata, finansial dan partai politik, Emil sudah siap. Tinggal benarkah politisi muda lulusan ITB ini akan maju dalam gelaran ?

Belum selesai pembahasan itu, Emil sempat terlibat perang psikologis. Otw Jakarta dibalas dengan politisi Nasdem, Ahmad Sahroni. Dengan enteng, Sahroni menganggap mudah melawan Emil jika maju . Dibalas singkat Emil melalui gimmick video Mandra, dengan kata singkat ” Amat” Aksi berbalas gimmick ini seketika menjadi pembukaan siap dimulai.

Tak mau terlibat panjang, Emil justru menerapkan strategi pengalihan isu. Dengan dalih jualan skincare, Emil membuat masyarakat Jakarta masih merasa misterius. Belum ada kepastian majunya eks Barat ini di . Alasan skincare menjadi gimmick politik yang dipakai dalam mengukur tes ombak potensi maju .

Membahas peluang Emil dalam memang cukup besar. Partai yang menaungi cukup punya nama di Jakarta. Dukungan masyarakat juga besar, mengingat popularitas Emil cukup dikenal masyarakat. Tetapi perlu diingat, kompetisi politik membutuhkan dukungan politik. Kita masih menanti sejauhmana keseriusan Emil dan . Ini penting, sebab Emil harus serius membaca peluang politiknya dan siapa pendampingnya nanti.

Secara kalkulasi politik, bukan 3 besar parpol kuat di Jakarta. Sehingga penting melihat, akan menggandeng siapa nantinya. Pilihan yang ada, , , dan PKS. Ketiga parpol ini cukup besar kekuataannya di saat ini. Pilihan yang tepat akan menentukan, potensi kemenangan Emil dalam menakhodai Jakarta ke depan. Mau ke mana Emil dan ? Politik Jakarta ke depan tampaknya masih akan dinamis, .