Sebagai politisi, memang selalu unik. Menjabat Walikota , Emil banyak membuat inovasi populis. Senin Damri, Rabu Nyunda, Kamis , Jumat Sepeda, merupakan karyanya. Dengan melihat fenomena di masyarakat, Emil mengubah jadi peluang. Kreativitasnya nyaris tak pernah mati. Kegiatan berbasis menjadi andalannya.

memimpin , Emil mendedikasikan diri sebagai . Masih tak berhenti inovasi, ditambah kepekaan menjawab zaman. Emil aktif menyapa warga melalui media sosial. Kesehariannya memimpin Jabar bisa dipantau melalui media sosial. Tak heran, namanya semakin populer, setiap tingkah lakunya selalu diburu media dan penggemarnya.

Menghapus jarak birokrasi dengan masyarakat, mengubah masyarakat menjadi teman dan menghadirkan paradigma baru. Inilah gambaran dalam menciptakan arah baru dalam berpolitik di Indonesia. Meski baru mulai berpartai secara resmi belakangan ini di . Karya Emil sudah banyak dilihat, dibaca dan dirasakan masyarakat. Seakan paham keinginan masyarakat, Emil mampu menggabungkan dua hal, masyarakat secara riil dan kicauan media sosial.

Setelah lepas dari , Emil masuk dalam tim pemenangan Prabowo-. Analisisnya cukup menarik dalam membaca peta elektoral Jabar. Dalams sebuah , dirinya mengakui kalangan pemilih Jabar terpecah dua. Pemilih intelektual condong ke Anies-, pemilih menengah dan ke bawah mendukung Prabowo-. Sebuah unik yang dibaca dalam dua hal. Emil tak ingin ada keretakan hubungan politik, bagaimanapun Emil cukup berkawan baik dengan Anies. Tapi juga tak kehilangan momentum politik, sebagai kader loyalitasnya memenangkan Prabowo-.

Setelah menghadirkan kemenangan Prabowo- di , nama Emil seketika senyap. Sekali muncul dalam sebuah iklan, Emil muncul dengan caption ”Mau ke mana kang? Lagi Otw Jakarta nih”. Dunia politik seketika ramai, menduga pria kelahiran 1971 siap berkompetisi politik dalam Pemilihan Jakarta. Dukungan mulai mengalir, sebab secara popularitas, kerja nyata, dan partai politik, Emil sudah siap. Tinggal benarkah politisi muda lulusan ini akan maju dalam gelaran Jakarta?

Belum selesai pembahasan itu, Emil sempat terlibat perang psikologis. Iklan Otw Jakarta dibalas dengan politisi Nasdem, Ahmad Sahroni. Dengan enteng, Sahroni menganggap mudah melawan Emil jika maju Jakarta. Dibalas singkat Emil melalui gimmick video Mandra, dengan kata singkat ”Sombong Amat” Aksi berbalas gimmick ini seketika menjadi pembukaan Jakarta siap dimulai.

Tak mau terlibat panjang, Emil justru menerapkan strategi pengalihan isu. Dengan dalih jualan skincare, Emil membuat masyarakat Jakarta masih merasa misterius. Belum ada kepastian majunya eks ini di Jakarta. Alasan bisnis skincare menjadi gimmick politik yang dipakai dalam mengukur tes ombak potensi maju Jakarta.

Membahas peluang Emil dalam Jakarta memang cukup besar. Partai yang menaungi cukup punya nama di Jakarta. Dukungan masyarakat juga besar, mengingat popularitas Emil cukup dikenal masyarakat. Tetapi perlu diingat, kompetisi politik membutuhkan dukungan politik. Kita masih menanti sejauhmana keseriusan Emil dan . Ini penting, sebab Emil harus serius membaca peluang politiknya dan siapa pendampingnya nanti.

Secara kalkulasi politik, bukan 3 besar parpol kuat di Jakarta. Sehingga penting melihat, akan menggandeng siapa nantinya. Pilihan yang ada, , , dan . Ketiga parpol ini cukup besar kekuataannya di parlemen saat ini. Pilihan yang tepat akan menentukan, potensi kemenangan Emil dalam menakhodai Jakarta ke depan. Mau ke mana Emil dan ? Politik Jakarta ke depan tampaknya masih akan dinamis, .