– Peringatan ﷺ yang jatuh pada 16 September 2024 lalu menjadi momen yang tepat untuk merenungkan kembali hakikat kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ. Nabi adalah peringatan kelahiran paling mulia yang menjadi rahmat bagi seluruh , yang membawa risalah ilahi untuk membimbing umat menuju yang diridhai oleh Allah. Di balik perayaan tersebut, tersimpan ajakan untuk meningkatkan cinta dan ketaatan kepada beliau, yang tidak hanya dalam bentuk perayaan seremonial, tetapi diwujudkan dalam sehari-hari.

Keutamaan Mencintai ﷺ Lebih Dari Diri Sendiri

Dalam Islam, cinta kepada ﷺ menempati posisi yang sangat penting. Hadis-hadis Nabi menegaskan bahwa keimanan seorang Muslim belum sempurna jika ia tidak mencintai Rasulullah ﷺ lebih dari mencintai dirinya sendiri, keluarganya, dan segala sesuatu yang ia miliki.

Salah satu hadis yang paling menonjol terkait hal ini adalah sabda Nabi ﷺ:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh .”
(HR. Bukhari No. 15, Muslim No. 44)

Hadis ini menunjukkan bahwa cinta kepada Nabi ﷺ merupakan pondasi keimanan yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Kecintaan tersebut tidak hanya berupa emosi, tetapi juga dibuktikan melalui dan tindakan, seperti ketaatan kepada ajaran beliau dan meneladani akhlak mulia yang beliau tunjukkan sepanjang hidupnya.

Nabi sebagai Momentum Menguatkan Cinta kepada Rasulullah ﷺ

Pada tahun 2024 ini, peringatan ﷺ tidak hanya menjadi seremonial perayaan kelahiran beliau, tetapi juga momen bagi umat Islam untuk memperdalam cinta dan ketaatan kepada Rasulullah ﷺ. Di tengah zaman modern yang sering kali menggoda umat Islam untuk menjauh dari nilai-nilai spiritual dan , Nabi merupakan kesempatan emas untuk mengingat kembali pentingnya mencintai dan meneladani beliau dalam setiap .

1. Merenungi Akhlak
Rasulullah ﷺ dikenal sebagai dengan akhlak yang agung. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)

Dalam momentum Nabi, umat Islam diajak untuk merenungi kembali akhlak Nabi yang penuh kesabaran, kasih sayang, kejujuran, dan rasa keadilan. Meneladani akhlak Nabi ﷺ dalam sehari-hari adalah salah satu bentuk nyata dari cinta kita kepada beliau. Dalam interaksi sosial, ekonomi, dan bahkan dalam hubungan , seorang Muslim yang mencintai Nabi ﷺ akan berusaha untuk menjalankan nilai-nilai yang beliau ajarkan.

2. Menghidupkan Sunnah dalam Sehari-Hari
Mencintai ﷺ juga berarti mencintai sunnahnya. Salah satu nyata untuk menunjukkan cinta kepada Nabi adalah dengan menghidupkan sunnah-sunnah beliau dalam sehari-hari. Di tengah hiruk-pikuk modern, banyak Muslim yang mungkin terlupa atau mengesampingkan amalan-amalan sunnah Nabi ﷺ. Momentum ini dapat dijadikan sebagai ajakan untuk kembali pada praktik-praktik sunnah yang sarat dengan , baik dalam , muamalah, maupun .

Sunnah Nabi mencakup berbagai , dari beribadah, berinteraksi dengan sesama , hingga menjaga dan kebersihan. kecil seperti memperbanyak shalawat, mengikuti adab makan yang diajarkan Nabi, serta menjaga hubungan baik dengan tetangga adalah wujud sederhana dari kecintaan kita kepada Nabi ﷺ.

3. Memperbanyak Shalawat kepada Nabi ﷺ
Salah satu amalan yang dianjurkan pada peringatan Nabi adalah memperbanyak shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah dan -Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. Al-Ahzab: 56)

Shalawat bukan hanya bentuk penghormatan kepada Nabi ﷺ, tetapi juga manifestasi dari cinta seorang hamba kepada -Nya. Dalam momentum ini, memperbanyak shalawat akan mendekatkan kita kepada Nabi ﷺ dan memperkuat ikatan cinta kita kepada beliau. Shalawat juga menjadi sarana untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah ﷺ di hari .