Sebagai mantan , Mayya menilai bahwa seharusnya lebih mengambil peran sebagai negarawan yang memberikan teladan dalam menjaga martabat demokrasi.

“Seorang negarawan harus menjadi simbol moralitas dan integritas, bukan bagian dari permainan praktis,” tutup Mayya.

Pernyataan Mayya ini menjadi penting bagi demokrasi di tengah dinamika yang terus berkembang.

Pertanyaannya, akankah demokrasi bermartabat kembali menjadi fokus utama atau justru makin tergerus oleh arus populisme dan pragmatisme ?