Catatan Kecil Interisti (Hadi Hermawan – ICI Regional Indramayu)
Gaya kepelatihan Simone Inzaghi sangat menarik dan sedikit ‘berbeda’ dari pelatih lainnya. Satu hal yang membedakan Inzaghi adalah konsistensi untuk memegang teguh Rule of the Game yaitu kebijakan rotasi pemain (No Special Player, All Player are Special).
Kebijakan ini bagai dua mata pedang yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi potensi masalah khususnya bagi para pemain yang dianggap pemain ‘Bintang’ dan pemain ‘Besar’.
Lalu pertanyaannya adalah kenapa Inzaghi sangat memegang teguh rule of the game nya? Masih ingat waktu penyisihan Liga Champion musim 2023/2024, Inter tertinggal 3-0 melawan Benfica, Inzaghi tetap bersikeras mempertahankan lineup pemain. Hasilnya Inter berhasil comeback luar biasa menyamakan kedudukan 3-3 dengan mayoritas pemain cadangannya.
Analisa sederhana saya, setidaknya ada tiga alasan yang membuat Inzaghi konsisten dengan rule of the game nya. Alasan pertama adalah Alasan Historis, Inzaghi ketika masih menjadi pemain bukan merupakan pemain utama (cadangan), sehingga secara psikologis Inzaghi sangat paham bagaimana tidak enaknya sering berada di bangku cadangan. Inzaghi akan selalu membayangkan pemain cadangan Inter seperti dirinya ketika bermain di Lazio, sehingga kesempatan bermain itu pasti akan dia berikan.
Alasan kedua, Inzaghi merupakan pelatih yang menganut mazhab Truth the System, sistem diatas segalanya. Inzaghi sangat percaya dengan sistem yang berjalan dan dipahami dengan baik, siapapun pemainnya akan memberikan pengaruh yang luar biasa. Alasan kedua ini yang menjadi pembeda utama antara Inzaghi dengan Conte. Conte sangat percaya bahwa sistem akan bisa berjalan dengan baik apabila didukung pemain terbaik, sehingga ketika Hakimi dan Lukaku dijual Conte memutuskan untuk cabut dari Inter. Sebaliknya inzaghi tidak pernah ‘ribut’ dan menerima dengan kebijakan transfer pemain dari manajemen.
Alasan ketiga adalah Kecerdasan Manajerial. Suka tidak suka kita harus mengakui bahwa inzaghi memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni. Inzaghi sangat mengerti dan paham bahwa Inter Milan dituntut untuk berprestasi di semua Liga dan kejuaraan yang diikuti. Liga Italia, Liga Champion, Piala Italia, dan Piala Dunia Antar Klub merupakan daftar kejuaraan yang akan diikuti oleh Inter (belum lagi ditambah dengan jeda internasional), apabila tetap selalu mengandalkan pemain itu-itu saja maka akan sulit untuk bisa bersaing. Kemampuan mengoptimalkan resources (seluruh pemain) menjadi kunci utama menghadapi banyaknya kompetisi dan disinilah Inzaghi berperan penting dan berpengaruh besar mengatasi masalah tersebut dengan Rule of the Game nya. Tidak hanya itu, kemampuan manajerial Inzaghi juga sangat teruji untuk mengelola tim dan hubungan antar pemain. Sehingga rule of the game nya bisa diterima dan tetap berjalan dengan baik sampai hari ini.
Konsistensi Inzaghi dengan rule of the game nya berperan besar terhadap kesuksesan Inter Milan sejauh ini. Inter masih berada di jajaran atas Liga Italia dan Liga Champion, masuk ke semifinal Piala Italia dan tim dengan tingkat cedera pemain yang rendah. Secara non teknis kita bisa melihat interaksi antar pemain Inter Milan terlihat sangat harmonis dan chemistry yang terbangun sangat kuat, siapapun yang bermain dilapangan berusaha memberikan kontribusi terbaik, dan pemain yg berada di bangku cadangan memberi dukungan besar di sisi lapangan, hal ini jarang kita lihat di tim lain. Untuk alasan ketiga ini juga sangat didukung oleh manajemen dan board director Inter Milan.
Dengan kondisi ini kita sebagai Interisti sangat optimis dan menaruh harapan besar bahwa Inter Milan, klub yang sangat kita cintai, akan mampu mendatangkan kembali treble winner.
Salam Hormat,
Forza Inter Milan
Penulis : adalah sahabat Hadi Hermawan, anggota Interisti Indonesia Regional Indramayu Jawa Barat