adalah salah satu terkaya di , namun kondisi perekonomian rakyat masih jauh dari sejahtera.

Seharusnya, tidak ada kemiskinan di negeri ini. Sayangnya, kenyataan berkata lain akibat distorsi dan kebocoran dalam tata kelola yang berlangsung bertahun-tahun.

Kesenjangan sosial dan ekonomi semakin melebar, sementara keadilan sosial semakin meredup.

memahami kondisi ini dengan baik dan bertekad untuk mengatasinya. Salah satu langkah strategisnya adalah menerbitkan Instruksi (Inpres) RI No. 1/ tentang sebesar Rp 306 triliun.

“Distorsi dan kebocoran belanja telah menggurita dan semakin hari semakin besar. Bahkan, subsidi migas dan bantuan sosial () diduga mengalami kebocoran hingga 50-60% serta tidak tepat sasaran. Demikian pula dengan belanja di sektor lainnya, mulai dari pemerintah pusat hingga tingkat desa dan kelurahan. Dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja () sebesar Rp 3.600 triliun, melalui Inpres No. 1/, dilakukan sebesar Rp 306 triliun,” tegas Kawulo Alit (), dr , M. Biomed, dalam pernyataannya di , Jumat (14/2/).

Menurutnya, ini adalah terobosan besar, berani, dan tegas, yang bertujuan untuk menghapus kemiskinan di melalui tata kelola yang bersih.

“Syok terapi ini merupakan langkah strategis untuk menutup kebocoran belanja dan mengalokasikannya demi kesejahteraan rakyat. Saya yakin memiliki keberanian untuk mengambil risiko demi mewujudkan yang adil, makmur, dan bahkan menjadi adidaya,” tambah dr Ali Mahsun, seorang ahli kekebalan tubuh yang telah 13 tahun mendampingi kawulo alit, kaki lima (), dan .

Reaksi dan Implementasi Inpres No. 1/

ini menimbulkan beragam reaksi. Menurut dr Ali Mahsun, pihak yang menolak atau tidak menerima ini tentu bukan berasal dari kalangan rakyat kecil, melainkan dari mereka yang selama ini diuntungkan oleh kebocoran belanja .

Namun, perlu dipahami bahwa ini dibuat murni untuk kepentingan rakyat kecil, agar mereka dapat menikmati kesejahteraan secara adil dan merata.

ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap rupiah dari benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat. Selain itu, langkah ini menjadi fondasi utama dalam upaya untuk melipatgandakan penerimaan , sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dapat tercapai menuju Maju 2045,” pungkas dr Ali Mahsun, yang juga menjabat sebagai Pembantu Rektor Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Jawa Timur, serta Ketua Umum Asosiasi Kaki Lima .

Dengan langkah strategis ini, diharapkan dapat menuju tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta mencapai visi besar sebagai maju pada tahun 2045.