lahir pada musim gugur 1854 di Charleville, sebuah kecil di timur laut . Namun mencatatnya bukan sebagai bocah biasa, melainkan sebagai revolusioner yang membakar batas-batas dan menjungkirbalikkan pakem klasik. Di usia yang belum genap dewasa, namanya sudah meledak di pusat-pusat .

Rimbaud—nama yang kini diucapkan dengan getar hormat dalam —dianggap sebagai pelopor modern. Dalam Encyclopedia Britannica, dicatat bahwa latar keluarganya yang keras menjadi fondasi awal pergolakan batin dan spiritualnya. Ayahnya, seorang perwira , jarang hadir. Sementara ibunya yang otoriter menciptakan suasana yang dingin dan kaku.

Pelarian terbaik bagi Rimbaud adalah . Di sanalah ia alternatif, menyalurkan kekacauan batin menjadi yang membakar.

Dari Halusinasi ke Halaman-Halaman Abadi

Pada usia 15 tahun, Rimbaud sudah menulis yang merontokkan konvensi. Seperti dicatat The Foundation, ia menghadirkan lewat imaji halusinatif: yang mendesis, langit yang berdarah, dan sebagai siksaan ilahi.

Ia memperkenalkan konsep voyance—penglihatan batin—dan percaya bahwa harus “mengacaukan semua indra” agar dapat menangkap realitas terdalam. Visi ini menjadikan sebagai wahyu, bukan sekadar susunan kata.