JakartaInsideCom – Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia (1942-1945), terjadi perubahan signifikan dalam penggunaan bahasa di berbagai aspek kehidupan. Jepang, yang berusaha menghapus pengaruh kolonial Belanda, mempromosikan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bagian dari strategi politik mereka.
Selama masa penjajahan Belanda, Bahasa Belanda mendominasi berbagai sektor, termasuk pendidikan, pemerintahan, dan media. Namun, ketika Jepang mengambil alih, mereka melarang penggunaan Bahasa Belanda dan mendorong penggunaan Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari penduduk lokal dan memperkuat semangat nasionalisme.
Di bidang pendidikan, Bahasa Indonesia mulai diajarkan di sekolah–sekolah sebagai bahasa pengantar. Ini merupakan perubahan besar karena sebelumnya, pendidikan lebih banyak menggunakan Bahasa Belanda. Selain itu, dalam pelatihan militer dan orientasi politik, Bahasa Indonesia juga digunakan untuk memudahkan komunikasi dan meningkatkan rasa kebersamaan di antara para sukarelawan lokal.
Media massa juga mengalami perubahan. Surat kabar dan siaran radio mulai menggunakan Bahasa Indonesia secara lebih luas. Pemerintah Jepang mengontrol ketat konten yang disiarkan dan diterbitkan, memastikan bahwa informasi yang disampaikan sesuai dengan kepentingan mereka. Meskipun demikian, penggunaan Bahasa Indonesia di media massa membantu memperkuat identitas nasional dan mengurangi pengaruh budaya Belanda.
Namun, kebijakan ini tidak sepenuhnya tanpa dampak negatif. Banyak kosakata Jepang yang masuk ke dalam Bahasa Indonesia, beberapa di antaranya masih digunakan hingga saat ini. Selain itu, meskipun Jepang mempromosikan Bahasa Indonesia, mereka tetap melakukan sensor ketat terhadap apa yang boleh ditulis dan diterbitkan, membatasi kebebasan berekspresi.
Secara keseluruhan, masa penjajahan Jepang memainkan peran penting dalam perkembangan Bahasa Indonesia. Meskipun dengan motif politis, kebijakan Jepang membantu memperkuat posisi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan mengurangi dominasi Bahasa Belanda. Perubahan ini memberikan dampak jangka panjang yang masih terasa hingga sekarang, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai simbol identitas dan kebanggaan nasional.