Direktur Jenderal Penyelenggaraan juga Umrah (PHU) Kementerian () memberikan bagus menyikapi ke . Tak mau memanfaatkan jabatannya, Hilman Latief mengikuti aturan pada Indonesi yang sangat panjang.

Bukan rahasia umum jikalau masa tungguhaji di dalam Nusantara berbeda-beda hingga mencapai puluhan tahun. Masa tunggu ini berbeda-beda pada setiap area tempat calon jamaah mendaftar.

Merujuk data , jikalau mendaftar tahun , maka diperkirakan akan diberangkatkan antara 11 tahun sampai 49 tahun Panjangnya daftar antrean ini menyebabkan warga harus bersabar menapaki menuju suci. Bahkan, Dirjen Penyelenggaraan kemudian Umrah (PHU) Kementerian , Hilman Latief, bergabung merasakan panjangnya masa tunggu .

Sebagai pemukim nomor satu ke PHU, Hilman tak memanfaatkan posisinya sebagai pejabat eselon I di dalam untuk mendapatkan kemudahan melaksanakan untuk dirinya serta . “Saya juga baru berangkat tahun 2035. Dan pada itu, saya telah (masuk kategori) lansia (lanjut usia),” ujar Hilman Latief, pada mengunjungi Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara (PPIH) , dalam Asrama , Timur, Hari Minggu (24/3/) .

Dia melanjutkan, istrinya bahkan pernah meminta-minta kepadanya agar sanggup berangkat tambahan cepat. Dengan posisinya sebagai Dirjen PHU , hal itu sangat mudah-mudahan dilakukan. Apalagi ia mempunyai untuk mengatur pengaplikasian di dalam .Namun,Hilmantak mau melakukan hal tersebut, lantaran sebanding hanya dengan menyerobot hak warga lain yang mana telah mengawaitu hingga puluhan tahun. “Saya katakan, dapat ( dipercepat) tapi tak boleh,” tegasnya.

Hilman melanjutkan, apabila ingin berangkat cepat, maka sanggup menggunakan furoda atau mujamalah. Namun jikalau tak ada uangnya, maka dapat bergabung antrean di . “Saya katakan (ke istri), kita nikmati semata berdua lansia (lanjut usia) nantinya.”

ini disadur dari Beri Teladan, Dirjen PHU Hilman Latief Antre Daftar Tunggu Haji