JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 553 kali kejadian bencana melanda Indonesi sejak 1 Januari hingga 25 Maret 2024. Dari total tersebut, bencana terbanyak berada dalam Pulau Jawa.
“Mungkin kita bisa jadi review sedikit untuk kejadian bencana di dalam Indonesia ketika ini dari 1 Januari sampai 25 Maret kita telah ada 553 kali bencana,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, kemudian Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari pada waktu Disaster Briefing, Mulai Pekan (25/3/2024).
Aam sapaan Abdul Muhari menyatakan dari 553 kejadian bencana paling banyak terbentuk di Jawa Barat, Jawa Tengah, juga Jawa Timur. “Kita lihat di di tempat ini konsentrasinya memang sebenarnya di Pulau Jawa ya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Jawa Barat itu paling banyak sejauh ini. Meskipun ini belum merepresentasikan seluruh kejadian ya. Artinya ini kejadian signifikan yang terlaporkan ke BNPB ada 70 kali Jawa Barat, 86 kali Jawa Tengah, 65 kali pada Jawa Timur,” ucapnya.
Artinya kalau dibandingkan dengan keseluruhan daerah–daerah lain di dalam Indonesia, episentrum kejadian bencana di 2,5 bulan dari Januari, Februari, pertengahan Maret itu masih ada ke Pulau Jawa. Menurut Aam, kejadian bencana paling banyak masih didominasi oleh hidrometeorologi basah yakni banjir, banjir bandang, lalu tanah longsor.
“Dan kalau kita lihat memang sebenarnya kalau sisi bencananya bencana hidrometeorologi basah, banjir, banjir bandang, tanah longsor, tentu belaka Ini adalah sangat erat kaitanya dengan tekanan populasi cara kita mengatur lingkungan dan juga seterusnya.”
Aam mengungkapkan jikalau dilihat pada satu minggu terakhir ada 16 kali kejadian bencana terbentuk diantaranya gempa bumi yang melanda Pulau Bawean-Tuban, Jawa Timur.
“Nah kalau kita kecilkan scope nya pada 1 minggu terakhir, itu ada 16 kali kejadian bencana. Meskipun jumlahnya sedikit tapi cukup signifikan ya dampaknya. Kita masih bicara banjir Demak juga Kudus. Kemudian hari Hari Sabtu sesudah itu secara tiba-tiba area yang digunakan sebenarnya sangat jarang dilanda gempa tanpa peringatan terjadi gempa.”
Aam memaparkan secara umum banjir serta cuaca ekstrem masih mendominasi ditambah dengan kejadian gempa bumi di Jawa Timur. Menurut Aam, untuk kejadian di dalam Sumatera secara umum itu banjir sudah ada surut.
“Jadi kalau kita lihat ada sedikit perbedaan antara kejadian banjir ke awal tahun dengan di bulan Maret ini, biasanya kalau banjir awal tahun itu durasinya cukup lama 6 hari 8 hari bahkan ada yang sampai 3 minggu tapi kita masih punya ya banjir yang digunakan cukup signifikan ke Jambi, Merangin itu 350 rumah terendam, pada waktu ini masih masih terendam,” katanya.
Aam menambahkan, pihaknya juga mendapatkan laporan apabila banjir ke wilayah Jambi masih belum surut. “Jambi laporan yang kita terima karakteristik banjirnya dari Januari itu cukup lama ya, ada ada yang dimaksud sampai 2 bulan itu juga masih terendam ini juga bermetamorfosis menjadi unsur evaluasi dengan kita dengan pemerintah daerah,” katanya.
“Tapi di dalam lain tempat itu telah rata-rata telah surut. Ada juga banjir di dalam beberapa titik di dalam Jakarta, mungkin saja juga merasakan kemarin ada pada jalan menuju ke bandara kemudian beberapa tempat lain kita harapkan pada waktu ini juga sudah ada surut,” sambungnya.
Artikel ini disadur dari BNPB Catat 553 Bencana Landa Indonesia Sepanjang Januari-Maret 2024