JAKARTA – Warga Negara Indonesi (WNI) pada Jalur Wilayah Gaza Palestina, Fikri Rofiul Haq membagikan cerita pilunya harus merayakan Idulfitri 1445 Hijriah di sedang gempuran serangan zionis tanah Israel yang mana memasuki hari ke-187 sejak 7 Oktober 2023 lalu.
“Memang sampai hari ini, sudah ada hari ke-187 agresi militer zionis tanah Israel sudah ada memasuki 7 bulan Agresi Militer tanah Israel masih belum berhenti atau mereka masih melakukan penyerangan-penyerangan terhadap rakyat sipil,” ujar Fikri di iNews Room, Rabu (10/4/2024).
Fikri menyatakan pada satu bulan Ramadan ini hanya negeri Israel juga tidaklah menghentikan serangan-serangannya. Bahkan, perbincangan mengenai gencatan senjata pun memang benar tak ada kabar baiknya sebab pihak negeri Israel tidak ada menggubris mengenai gencatan senjata yang mana sebelumnya dikeluarkan oleh DK PBB.
“Karena memang sebenarnya perdana menteri juga mengungkapkan bahwa merekan akan menyerang Perkotaan Rafah yang tersebut ada dalam Jalur Daerah Gaza bagian selatan sehingga memang sebenarnya diskusi-diskusi mengenai senjata tidak ada ada, belum ada kabar baiknya,” jelasnya.
Meski begitu, kata Fikri, komunitas muslim yang dimaksud ada di Jalur Wilayah Gaza kekal melaksanakan Salat Idulfitri pada pukul 06.30 waktu setempat. Namun yang tersebut berbeda pada tahun ini dengan tahun yang dimaksud lalu, dalam mana rakyat sebelumnya sanggup berkumpul dengan keluarga dia secara utuh, namun bukan dengan pada Idulfitri tahun ini dalam mana memang sebenarnya banyak anggota keluarga dia yang telah meninggal.
Bahkan, kata Fikri, ia mendapatkan kabar dari sosial media bahwa rakyat yang dimaksud ada pada Kawasan Gaza Utara yakni di Daerah Perkotaan Jabariyah terpaksa melaksanakan Salat Idulfitri pada bawah guyuran hujan akibat hampir semua masjid yang digunakan ada pada Daerah Gaza Utara sudah ada mengalami kehancuran.
“Bahwa kita tahu bahwa jalur utara serta juga Wilayah Gaza City memang benar di sana tempat medan pertempuran sehingga banyak bangunan-bangunan yang telah hancur kemudian juga tak bisa saja ditinggali oleh komunitas sipil,” tuturnya.
“Dan juga sampai pada waktu ini penderita jiwa masih terus bertahan bahkan pada waktu malam takbiran pun negara Israel menyerang ke Perkotaan Nusairat menyebabkan 13 pendatang meninggal serta sebagian besar adalah anak, sehingga total penderita sejak Oktober tahun berikutnya menyentuh bilangan bulat 33.482 orang,” pungkasnya.
Artikel ini disadur dari Cerita Pilu WNI di Gaza Rayakan Lebaran di Tengah Gempuran Serangan Israel