Jadi kemungkinan besar belaka yang dimaksud akan diadakan adalah mengakomodasi beban itu ke pada fiskal, dikarenakan masih ada ruang pada tempat pada defisit juga bukan ada meninggal nilai

jakartainside.com – Keuangan periode 2013-2014 sekaligus senior menilai masih masih hanya mampu mengatasi kondisi kemungkinan naiknya tarif minyak akibat di dalam tempat .

Menurut Chatib, bukanlah tidak kemungkinan besar tarif minyak meningkat apabila berbagai di dalam di Timur Tengah terlibat dengan tersebut.

"Jika berbagai di area area Timur Tengah terlibat, suplai terganggu, maka harga jual jual minyak akan mengalami peningkatan," kata Chatib di area tempat pada kegiatan BTPN Economic Outlook 2024 pada area , Rabu.

Dia menjelaskan, berdasarkan atau skenario Office of Chief Economist Mandiri, pemuaian bisa jadi jadi naik hingga 4,5 persen apabila minyak naik mencapai 146 Serikat per barel, lalu memunculkan tarif substansi bakar minyak () dalam area Indonesia meningkat.

Walaupun begitu, beliau menilai hingga September ketersediaan minyak di area area Indonesia masih pada kondisi surplus sehingga pemerintah masih miliki ruang untuk mengakomodasi beban subsidi agar tidak ada kenaikan nilai jual .

Chatib pun memprediksi, kondisi fiskal Indonesia akan tetap saja hanya bertahan pada defisit 2,1 persen hingga akhir .

"Jadi kemungkinan besar yang dimaksud akan dijalankan adalah menerima beban itu ke di dalam fiskal, lantaran masih ada ruang di area area di tempat defisit lalu tiada meninggal tarif ," ujar Chatib.

Walaupun pada berada di kondisi geopolitik yang mana digunakan tak pasti pada ini, menurutnya dalam tempat pada pada ini masih menjadi cahaya dari kegiatan , khususnya Indonesia.

Karena berdasarkan paparannya, Indonesia belum memiliki atau risiko permasalahan yang mana tinggi. sektor sektor yang dimaksud yang dimaksud akan Indonesia hadapi di dalam ke depan, menurutnya bersifat menengah seperti dampak dari lain juga rendah seperti hingga hambatan hubungan dagang antara Serikat dan juga juga .

"Itu sebabnya orang IMF menyatakan Indonesia menjadi bright spot, titik terang, dikarenakan tumbuhnya () masih di dalam di sekitar 5 persenan, sekalipun 5 persen itu belum cukup," kata Chatib.

Sumber Antara

by Jakarta Inside