GP Ansor menyentil pernyataan Wakil Ketua Umum Jazilul Fawaid yang dimaksud dimaksud mengatakan akan datang mendisiplinkan Menteri Agama buntut pernyataannya persoalan jangan memilih pemimpin oleh sebab itu tampang kemudian bicara manis.
Kadensus 99 PP GP Ansor Nuruzzaman menilai pernyataan Jazilul berlebihan. Ia juga menyentil Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mana mana menyebut pernyataan Yaqut seperti buzzer. Nuruzzaman menilai keduanya politisi baperan alias terlalu membawa perasaan.
“Cak Imin lalu Jazil ini politisi baperan. Pernyataan seperti itu memang harus disampaikan Gus Men sebagai Menteri Agama,” kata Nuruzzaman dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (2/10).
Menurut dia, kedua elite PKB itu seharusnya memperkuat pernyataan Yaqut sebagai bentuk institusi belajar kebijakan pemerintah kepada warga. Nuruzzaman pun mengatakan Cak Imin kemudian juga Jazilul sebaiknya tak usah jadi politisi kalau mudah tersinggung.
“Mereka berdua juga dapat gaji dari uang rakyat lho. Tugas dia bukan mem-framing pernyataan Menag tapi harusnya menggalang pernyataannya,” ujar Nuruzzaman.
“Kalau jadi politisi baperan mending berhenti cuma dari politisi,” imbuhnya.
Wakil Sekjen PP GP Ansor Wibowo Prasetyo juga menilai pernyataan Jazilul yang tersebut berencana mendisiplinkan Yaqut sebagai arogansi. Ia juga berpendapat Jazilul terlalu reaktif.
“Soal pendisiplinan, saya kira itu terlalu reaktif juga arogan. Faktanya, Gus Men sebanding sekali tidaklah menyebut nama dalam pernyataannya. Sekali lagi, Gus Men hanya sekali sekali menyebut kriteria juga itu wajar bahkan perlu untuk sekolah politik,” kata Wibowo.
Adapun polemik ini bermula dari ucapan Yaqut yang digunakan dimaksud mengajak pemilih untuk memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, bukan belaka kemampuan berbicara lalu tampang. Yaqut menuturkan jangan pertaruhkan nasib bangsa pada orang yang tersebut dimaksud tak jelas rekam jejaknya.
“Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau enggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tiada mempunyai perhatian kepada kita semua, cek track record-nya,” kata Yaqut di tempat dalam Nagara Rahaja dalam area Hotel Alila, Solo, Jumat (29/9).
Pada kesempatan itu, Yaqut turut menyinggung Pilgub DKI Jakarta 2017 serta pilpres 2014 kemudian 2019 yang digunakan mana dinilai menggunakan agama sebagai alat berkuasa. Ia menilai hal hal itu sebagai preseden buruk bagi Indonesia.
Pernyataan Yaqut lalu direspons oleh Jazilul kemudian Cak Imin. Jazilul mengaku pihaknya menyiapkan langkah pendisiplinan terhadap Yaqut.
Ia pun menilai seharusnya konstituen PKB mampu membedakan mana kader PKB yang mana yang asli juga palsu.
“Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan,” kata Jazilul kepada wartawan, Minggu (1/10).
“Mana kader palsu, mana kader beneran, mana yang dimaksud yang disebut sesuai dengan visi partai juga taat pada seluruh perintah partai kemudian juga mana yang bukan,” ucapnya.
Sementara itu, Cak Imin merespons dengan mengatakan ucapan Yaqut adalah omongan buzzer alias pendengung yang tak layak dilontarkan oleh orang menteri.
“Itu omongan buzzer ha ha ha,” kata Cak Imin di dalam tempat Jakarta Pusat, Minggu.
Sumber CNN Indonesia