JakartaInside.Com– Gabungan () tiba-tiba anjlok hampir 7% pada perdagangan , Selasa (18/3/).

Efek () bahkan sempat menghentikan sementara perdagangan () untuk meredam gejolak .

Penurunan tajam ini langsung memicu kehebohan di kalangan pelaku . Pengamat turut memberikan pandangannya terkait situasi tersebut.

Dalam kanal YouTube Official, Rocky menilai gejolak kali ini mirip dengan tanda-tanda besar seperti yang terjadi pada tahun 1998.

“Keributan RUU , dan berbagai isu lain, mungkin bisa dinegosiasikan antara pihak pro dan kontra. Tapi reaksi nggak bisa dinegosiasikan. punya logikanya sendiri,” ujar Rocky, Selasa (18/3).

Rocky menilai kejatuhan adalah gambaran jujur dari kondisi saat ini.

itu seperti yang makin sepi pembeli. Ini alarm keras buat semua pihak,” tambahnya.

Ia juga menyoroti pelemahan yang semakin mendekati Rp17.000 per dolar sebagai makin seriusnya tekanan .

“Kalau seperti ini tidak dilihat secara utuh, ya, perspektif buruk akan terus menghantui ,” kata Rocky.

Ia mengingatkan, sangat labil dan sulit diprediksi, sehingga diperlukan kehati-hatian ekstra agar stabilitas negara tidak semakin goyah.

Sebelumnya, Wakil Ketua RI bersama pimpinan dan anggota Komisi XI sebelumnya telah mendatangi , Senin (17/3). Dalam kunjungan tersebut, meminta pelaku untuk tetap tenang dan tidak panik.