jakartainside.com –
Jakarta – Pemecatan pendiri Perusahaan AI Terbuka sekaligus pencipta layanan populer ChatGPT, OpenAI masih menjadi tanda tanya besar. Dewan direksi mendadak mengeluarkan Sam Nama individu pada Hari Jumat (17/11) pekan lalu, tanpa mengungkap alasan yang digunakan jelas.
Sejauh ini, informasi yang mana diungkap ke masyarakat masih kurang spesifik. Menurut majelis direksi, Nama tokoh tak lagi dapat dipercaya untuk menakhodai perusahaan.
Selain itu, beberapa sumber di juga mengungkap bahwa Nama orang mempunyai interaksi yang mana buruk dengan majelis direksi. Ia cenderung susah menjaga tempramen dan juga kerap tak jujur.
Geoffrey Irving buka-bukaan masalah pendapatnya di dalam berada dalam polemik ini. Ia merupakan mantan karyawan Perusahaan AI Terbuka yang mana bekerja dalam bawah Nama tokoh selama 2 tahun. Kini ia mengepalai divisi Scalable Alignment pada Google Deepmind.
“Saya sepenuhnya melawan Sam setelahnya bekerja di dalam bawahnya selama 2 tahun di dalam OpenAI:
1. Dia setiap saat ‘baik’ ke saya.
2. Dia berbohong ke saya pada berbagai kesempatan.
3. Dia menipu, manipulatif, serta bersikap buruk pada orang lain, termasuk teman dekat saya. Sekali lagi, ia hanya saja baik pada saya dikarenakan ada alasan dalam baliknya,” kata Irving di utas pajang di area akun X personalnya.
Sebelumnya, ia terlebih dahulu memberikan disclaimer bahwa opininya yang disebutkan berdasarkan pengalaman pribadi yang tersebut tak mewakili siapa pun. Ia juga menyatakan kemungkinan besar ada bias akibat ketika ini ia bekerja untuk Google yang tersebut merupakan pesaing Perusahaan AI Terbuka pada sektor pengembangan teknologi kecerdasan buatan.
Ia juga mengungkapkan orang-orang yang digunakan duduk di dalam badan direksi Open Artificial Intelligence merupakan pihak yang tersebut ia hormati, khususnya Helen Toner dan juga Ilya Sutskever.
“Pendapat saya berpihak ke Helen kemudian Ilya. Ilya adalah periset machine learning yang tersebut menakjubkan. Saya bekerja secara langsung bersamanya lalu tahu seperti apa sudut pandangnya untuk menegaskan keamanan pada layanan OpenAI,” ia menuturkan.
“Helen adalah periset strategis lalu generalis yang tersebut sangat berhati-hati. Interaksi saya sejak bertemu dengannya pada 2018 terus-menerus berjalan baik. Dia pantas duduk dalam kursi majelis direksi,” ia menambahkan.
Irving mengungkapkan internal Open Artificial Intelligence memang benar banyak masalah. Namun, ia percaya orang-orang seperti Toner lalu Ilya bisa jadi mengakibatkan perusahaan ke arah pengembangan komoditas yang dimaksud lebih besar baik lalu manusiawi.
Utas panjang Irving mendapat beragam tanggapan. Ada beberapa orang yang digunakan merasa opini yang dimaksud tak sesuai dengan kenyataan pada lapangan.
Sebab, mundurnya Nama orang disambut oleh ancaman resign massal dari banyak karyawan. Hal ini seakan membuktikan bahwa kepemimpinan Nama orang memuaskan bagi para pekerjanya.
Artikel Selanjutnya Pencipta Chatbot GPT Takut Manusia Tak Berguna Digusur Teknologi AI
Sumber CNBC