Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama () Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengajukan permohonan warga NU untuk menunggu sikap urusan urusan politik dari Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar.
Hal itu disampaikannya dalam penutupan acara Fatayat Festival Apel Akbar serta Rakernas yang dimaksud ditayangkan YouTube TVNU. CNNIndonesia.com sudah pernah diberi izin untuk mengutip pernyataan tersebut.
Yahya mengatakan sebelumnya Rais Aam PBNU telah dilakukan lama berpesan terkait sikap kebijakan pemerintah itu. Ia mengaku juga mengikuti pesan tersebut.
“Soal yang dimaksud itu lain-lain, misalnya tentang urusan kebijakan pemerintah lalu lain-lain, sudah lah, ikuti saja, kita nunggu Rais Aam. Kemarin sudah dibilang Rais Aam tho kemarin? Yaudah kita nunggu aja, saya cuma juga disuruh nunggu kok, masa kalian enggak nunggu. Kita nunggu saja, sudah enak,” kata Yahya, Minggu (1/10).
Ia mengatakan dalam politik, yang tersebut terpenting adalah melewatinya dengan selamat. Yahya menyebut bagi NU, urusan urusan politik bukan merupakan kepentingan inti organisasinya.
“Karena yang tersebut penting perihal urusan urusan politik ini, yang dimaksud yang disebut penting kita kan lewat dengan selamat, itu cuma yang digunakan penting. Ini cuma tempat lewatan kita, ini bukan pusat kepentingan kita, akibat positioning Nahdlatul Ulama sudah bergeser tiada lagi politik,” katanya.
Terkait politik, sebelumnya Yahya mengaku bukan permasalahan jika ada pengurus NU yang digunakan dimaksud membantu capres atas nama pribadi.
Namun, jika ada yang dimaksud dimaksud mengatasnamakan PBNU, Yahya akan bertindak.
“Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik, urusan kebijakan pemerintah praktis, langsung kita tegur,” kata Yahya dalam tempat Istana Negara, Jakarta, awal September lalu.
Yahya berkata sudah ada contoh sanksi yang mana dijatuhkan. Dia menyebut ada pengurus PBNU di dalam tempat tingkat kabupaten yang tersebut dimaksud ditegur akibat memakai kantor untuk deklarasi capres.
Sumber CNN Indonesia