(Menag) Nasaruddin Umar resmi memperkenalkan Asta Protas Berdampak, delapan prioritas yang akan menjadi fokus Kementerian () dalam lima tahun ke depan.

ini bukan sekadar administratif, melainkan langkah konkret yang dirancang untuk memberikan dampak nyata bagi , sejalan dengan Asta Cita dan 17 prioritas Subianto dan Wakil .

Diperkenalkan di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, Kamis (6/3/), Asta Protas menandai pendekatan baru dalam tata kelola layanan keagamaan yang lebih inklusif, , dan berorientasi pada kesejahteraan umat.

Salah satu utama Asta Protas adalah peningkatan kerukunan dan cinta kemanusiaan.
Menag menegaskan bahwa regulasi terkait kerukunan umat beragama akan diperkuat, termasuk optimalisasi peran Urusan (KUA) dalam mendeteksi dini potensi konflik berbasis .

Di tengah meningkatnya polarisasi sosial dan di , ini menjadi krusial untuk mempererat hubungan antarumat beragama serta memperkuat moderasi beragama yang berakar pada nilai-nilai keadilan dan .

Menariknya, Asta Protas juga memasukkan penguatan ekoteologi, yang menegaskan peran dalam menangani iklim. Menag menyoroti pentingnya kesadaran dalam menjaga lingkungan, mengingat setiap ajaran memiliki konsep pelestarian .

“Di ada konsep khilafah yang menekankan tanggung jawab manusia sebagai pelindung bumi. Hindu memiliki Tri Hita Karana, sedangkan dalam ada Laudato Si’ yang mengajarkan pentingnya menjaga ekologi,” ujar Nasaruddin.

Langkah ini menunjukkan pergeseran paradigma bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya isu ilmiah atau , tetapi juga isu moral dan yang melibatkan semua umat beragama.

Selain itu, menaruh perhatian besar pada pemberdayaan pesantren, yang selama ini menjadi bagian penting dalam mencetak generasi unggul berbasis nilai-nilai keagamaan.

Dengan payung yang semakin kuat melalui UU Pesantren, pemerintah berkomitmen menjadikan pesantren sebagai pusat yang ramah dan inklusif.

juga menekankan digitalisasi tata kelola, memastikan layanan keagamaan lebih mudah diakses, murah, dan transparan. “Kami ingin semua layanan terdigitalisasi, sehingga bisa mengakses informasi dengan cepat dan efisien,” jelas Menag.

Asta Protas bukan sekadar janji programatik. Dengan cakupan yang luas dari umat hingga layanan haji yang lebih baik ini mengisyaratkan komitmen untuk benar-benar membawa nyata dalam kehidupan keagamaan .

Pertanyaannya kini, sejauh mana ini bisa diimplementasikan secara efektif? Akankah Asta Protas menjadi gebrakan besar atau sekadar retorika ? tentu menanti realisasinya.