– Kesadaran terkait pemenuhan dinilai masih rendah, yang berdampak pada minimnya pengawasan terhadap kesalahan konsumsi , khususnya penggunaan kental manis sebagai pengganti susu.

Berdasarkan survei dan Majelis PP Aisyiyah bersama mitra, ditemukan indikasi kuat bahwa kental manis masih digunakan sebagai susu untuk dan balita, terutama di pedesaan dan terpencil di .

Dalam tersebut, Koalisi Perlindungan (KOPMAS) telah menginisiasi pengaduan melalui situs www.aduansalahsusu.id dan , guna mendorong melaporkan kesalahan konsumsi kental manis serta pelanggaran promosi produk.

Dari yang diterima KOPMAS antara hingga Oktober 2024, tercatat 213 pengaduan, di mana 115 terkait kesalahan konsumsi dan 81 mengenai pelanggaran promosi kental manis.

Sosiolog Universitas , Dr. Nadia Yovani, S.Sos., M.Si., menyatakan bahwa penggunaan kental manis sebagai susu adalah isu serius yang memerlukan perhatian. Menurut Nadia, meski semakin bergantung pada media sosial, tingkat partisipasi mereka dalam mengawasi asupan masih minim.

dan kebiasaan dalam mengakses harus diperhatikan dalam kampanye . Untuk berhasil, kampanye perlu selaras dengan nilai dan kebiasaan ,” kata Nadia, seraya menekankan pentingnya sinkronisasi antar-stakeholder agar promosi kental manis berjalan efektif.

Kental Manis

Peneliti Human Nutrition Research Centre (HNRC), dr. Davrina Rianda, turut memperingatkan pemberian kental manis kepada .