JakartaInside.Com–Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, memastikan dirinya akan berangkat ke Magelang pada Rabu (26/2/2025) malam untuk menghadiri retreat kepala daerah di Akademi Militer (Akmil).
“Nanti malam, jam tujuh saya berangkat ke Yogya, lalu langsung bergerak ke Magelang untuk menghadiri acara retreat,” kata Rano, seperti dikutip dari Antara, Rabu (26/2).
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, sudah lebih dulu tiba di lokasi sejak Senin (24/2), setelah sempat menunda keberangkatan.
Retreat di Akmil, PDIP Sempat Instruksikan Penundaan
Retreat kepala daerah di Akmil Magelang telah dibuka sejak Jumat (21/2/2025), diikuti oleh 503 kepala daerah dari seluruh Indonesia. Mereka adalah para gubernur, wali kota, dan bupati yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (20/2/2025).
Namun, ada drama politik yang terjadi. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sempat mengeluarkan instruksi agar seluruh kepala daerah dari PDIP menunda keberangkatan mereka ke Akmil. Instruksi ini membuat beberapa kepala daerah dari PDIP baru berangkat belakangan, seperti Pramono Anung dan Masinton Pasaribu yang tiba pada Senin (24/2/2025).
Kini, Rano Karno pun menyusul ke Magelang, meskipun awalnya ia tidak termasuk dalam rombongan pertama yang berangkat.
Rano Karno Hadiri Penutupan
Selain mengikuti retreat, Rano Karno juga diundang dalam acara penutupan pada 27 Februari 2025.
“Saya memang diundang tanggal 27. Ingat, wakil diundang itu tanggal 27 hanya untuk penutupan,” ujar Rano.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian memastikan ada 10 kepala daerah yang tidak hadir dalam retreat ini. Mereka akan mengikuti orientasi susulan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri di Kalibata, Jakarta.
Menurut Tito, kepala daerah yang absen akan kehilangan banyak manfaat karena orientasi susulan tidak akan sekomprehensif retreat di Magelang. Selain itu, mereka juga kehilangan kesempatan berjejaring dengan kepala daerah lain serta mendapatkan materi langsung dari para menteri.
Dengan Rano Karno tetap berangkat ke Magelang, apakah ini tanda bahwa para kepala daerah PDIP mulai mengambil sikap sendiri, terlepas dari instruksi partai?