– Polemik royalti di kembali mencuat. Para pencipta menyoroti ketidakadilan dalam pembagian royalti, di mana mereka merasa tidak mendapat hak yang layak atas yang telah mereka ciptakan.

Masalah ini semakin menjadi sorotan setelah beberapa musisi mengungkapkan kondisi sulit yang mereka alami meskipun mereka sering dinyanyikan dan diputar di berbagai .

Dalam sebuah diskusi terbuka, musisi seperti , , dan mengungkapkan keresahan mereka terhadap yang dinilai belum sepenuhnya transparan.

Mereka menilai bahwa pencipta seharusnya mendapatkan hak yang lebih adil, mengingat tanpa mereka, tidak akan ada yang bisa dibawakan oleh penyanyi.


royalti di selama ini dikelola oleh Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan royalti kepada pemilik hak cipta. Namun, banyak musisi dan pencipta yang mengaku tidak pernah menerima royalti yang sesuai atau bahkan tidak tahu bagaimana pembagiannya.

“Saya punya yang sering dinyanyikan di berbagai acara dan diputar di radio, tapi royalti yang saya terima sangat minim, bahkan nyaris tidak ada,” ujar .

, yang juga seorang pencipta , mengungkapkan bahwa banyak rekan-rekannya harus bertahan hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit karena ketidakjelasan ini.

“Di luar negeri, pencipta bisa hidup nyaman dari royalti. Tapi di sini, banyak dari kami yang masih harus mencari lain untuk bertahan hidup,” katanya.

Salah satu isu utama yang disoroti dalam diskusi ini adalah ketimpangan dalam pembagian keuntungan antara penyanyi dan pencipta . Saat ini, penyanyi sering kali mendapatkan bayaran tinggi dari konser dan endorsement, sementara pencipta hanya bergantung pada royalti yang tidak jelas jumlahnya.

“Tanpa pencipta , tidak ada yang bisa dinyanyikan. Tapi justru kami yang sering dilupakan,” ujar .

Para musisi menilai bahwa banyak penyanyi dan penyelenggara acara yang belum memahami mereka dalam membayar royalti kepada pencipta . Ini menyebabkan banyak pencipta yang tidak mendapatkan hak mereka secara adil.

Dalam diskusi ini, para musisi dan pencipta mengajukan beberapa tuntutan kepada pemerintah dan lembaga terkait, di antaranya:

1. Transparansi dalam royalti, agar pencipta dapat mengetahui secara jelas berapa pendapatan yang mereka peroleh dari setiap pemutaran atau penggunaan mereka.

2. Satu badan resmi yang lebih kompeten, yang mengelola dan mendistribusikan royalti secara adil kepada pencipta , penyanyi, dan pemilik hak cipta lainnya.

3. Regulasi yang lebih ketat, untuk memastikan setiap penggunaan memiliki perizinan yang jelas dan pencipta mendapatkan haknya.

“Kami berharap pemerintah dan pihak terkait bisa turun tangan untuk membenahi ini. Kalau tidak, industri akan terus menghadapi masalah yang sama dan merugikan banyak pihak,” kata .

Dengan semakin banyaknya musisi yang bersuara, diharapkan ada perubahan signifikan dalam sistem royalti di . Jika tidak segera dibenahi, polemik ini dikhawatirkan akan terus berlanjut dan berdampak pada keberlangsungan industri Tanah .