– Pemegang PT Tbk (Persero) diharapkan melakukan yang mendalam terkait calon (Dirut) yang akan dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 27 Mei .

Beberapa nama tengah digadang-gadang menjadi calon kuat Dirut , antara lain (Dirut saat ini), Ismail (Sekjen Kementerian dan ), (Direktur Group Business Development ), dan Heri Supriadi (Direktur Keuangan ).

Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah , yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis di PT .

Sebelumnya, Honesti menjabat sebagai PT Bio Farma. Di jabatannya di tersebut, muncul dugaan keterlibatan dalam penyimpangan pengadaan COVID-19.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan bahwa sekitar 3.208.542 dosis senilai Rp525,18 miliar belum terdistribusi dalam Vaksinasi Gotong Royong (VGR), yang kemudian memicu ke Negeri pada awal .

Proses terhadap dalam tersebut masih berjalan.

Namun, terkejut ketika Honesti dipromosikan ke posisi strategis di PT , meskipun statusnya masih sebagai dalam dugaan kasus .

Keputusan ini menuai kritik karena dianggap bertentangan dengan UU No. 19 Tahun 2003 tentang yang mensyaratkan integritas dan tidak adanya keterlibatan dalam tindak pidana.

Sekretaris Pendiri Watch (IAW), Iskandar Sitorus, mengkritik keputusan tersebut.

Menurutnya, seorang pejabat yang terlibat dalam kasus menciptakan keraguan terhadap prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang mengharuskan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam pemilihan pejabat .

Pola seperti ini berisiko menciptakan “daur ulang pejabat bermasalah”, yang dapat merusak integritas dan kredibilitas .

“Jika pejabat yang tengah diperiksa bisa naik jabatan, kita berbicara kekuatan besar di balik layar,” tegas Iskandar sebagaimana dinukil dari MonitorIndonesia.

Kekayaan