JakartaInsideCom—Presiden Amerika Serikat menegaskan bahwa Iran ‘tidak boleh memiliki senjata nuklir‘.
Pernyataan tersebut ia sampaikan, Jumat (11/4/2025), menjelang perundingan mengenai program nuklir Iran yang akan digelar di Oman.
“Saya ingin Iran menjadi negara yang luar biasa, hebat, dan bahagia. Namun, mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” ujar Trump kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Sabtu (12/4/2025).
Pernyataan Trump muncul beberapa jam sebelum utusannya, Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pembicaraan bilateral di Oman untuk membahas masa depan program nuklir Iran.
Sebelumnya, Trump juga melontarkan ancaman militer terhadap Teheran. Ia menyatakan bahwa jika Iran tetap melanjutkan program senjata nuklirnya, maka serangan militer menjadi opsi yang terbuka, dengan keterlibatan aktif Israel.
“Jika itu membutuhkan kekuatan militer, kami akan menggunakannya,” tegas Trump.
“Israel jelas akan sangat terlibat. Mereka akan menjadi pemimpin. Tapi kami tidak dipimpin siapa pun. Kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan,” lanjutnya, sebagaimana dikutip The Associated Press.
Dukungan Israel dan Riwayat Kesepakatan Nuklir
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada awal pekan ini, menyatakan dukungannya terhadap pendekatan diplomatik yang ditempuh Presiden Trump.
Namun ia juga mengingatkan bahwa Iran tidak boleh diberi kesempatan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Netanyahu sendiri merupakan tokoh yang secara aktif membujuk Trump untuk menarik AS dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015 (JCPOA), yang akhirnya dilakukan Trump pada tahun 2018.
Kesepakatan nuklir tersebut sebelumnya membatasi tingkat pengayaan uranium Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi.
Di bawah Presiden Joe Biden, AS sempat mencoba memulihkan kesepakatan tersebut melalui negosiasi tidak langsung di Wina pada 2021, namun pembicaraan itu gagal mencapai kesepakatan.