JakartaInsideCom– Kabupaten Keerom akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, bersamaan dengan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Papua. Saat ini, ketiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati di Kabupaten Keerom telah memulai sosialisasi untuk memperkenalkan diri dan mencari dukungan dari masyarakat di 11 distrik.
Menurut Direktur Timur Barat Research Center (TBRC), Johanes Romeo, lembaga surveinya telah melakukan survei sejak 20 hingga 30 September 2024 untuk mengukur elektabilitas para paslon. Survei ini melibatkan 880 responden dengan metode multistage random sampling dan margin of error sebesar 3,28 persen. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka di seluruh kecamatan di Keerom.
“Dalam pertanyaan terbuka terkait tingkat keterpilihan, pasangan Kenius Kogoya dan KH. Nursalim Ar-Rozy meraih 36,7 persen dukungan, disusul oleh pasangan Petrus Solossa – Mustakim dengan 27,9 persen, dan pasangan petahana Piter Gusbager – H. Daud dengan 20,8 persen. Sebanyak 14,6 persen responden menyatakan tidak memilih,” jelas Johanes pada Jumat (11/10/2024).
Lebih lanjut, dalam simulasi pertanyaan tertutup menggunakan kartu suara, di mana responden diminta memilih dari ketiga paslon seolah-olah Pilkada digelar hari ini, pasangan Kenius Kogoya – KH. Nursalim Ar-Rozy unggul dengan 40,3 persen dukungan. Pasangan Petrus Solossa – Mustakim menempati posisi kedua dengan 31,2 persen, sementara pasangan Piter Gusbager – H. Daud berada di posisi ketiga dengan 24,2 persen. Sebanyak 4,3 persen responden menyatakan tidak memilih.
Survei ini juga menguji tingkat penerimaan masyarakat terhadap ketiga paslon. Pasangan Kenius Kogoya – KH. Nursalim Ar-Rozy mendapatkan tingkat kepercayaan sebesar 88,7 persen, sementara pasangan Petrus Solossa – Mustakim dipercaya oleh 67,8 persen masyarakat, dan pasangan petahana Piter Gusbager – H. Daud dipercaya oleh 48,5 persen masyarakat.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa 69,2 persen masyarakat Keerom tidak puas dengan kinerja Piter Gusbager selama lima tahun menjabat sebagai bupati, hanya 20,6 persen yang menyatakan puas, dan 10,2 persen sisanya tidak menjawab.
“Dengan tingkat kepuasan yang rendah dan dukungan yang tidak maksimal, Piter Gusbager sebagai calon petahana berada dalam posisi rapuh dan berpotensi dikalahkan dalam Pilkada mendatang,” tambah Johanes.
Survei TBRC ini merupakan salah satu indikator penting dalam membaca peta politik menjelang Pilkada Kabupaten Keerom 2024.