() menentang hebohnya isu banjir di dalam Demak , memulai munculnya pasca hilang selama 300 tahun. Sebelumnya, banyak di media sosial terkait munculnya yang mana memisahkan lautan pemisah serta Muria.

Banjir yang melanda Demak juga telah terjadi mendapatkan atensi dari () yang digunakan dengan segera turun untuk melakukan pengecekan bencana. “Ini yang bermetamorfosis menjadi atensi kita, Bapak juga udah dengan segera mengawasi keadaan di dalam Demak,” ujar Pusat Data, Informasi, serta Kebencanaan , Abdul Muhari di Disaster Briefing, Awal Minggu (25/3/2024).

Aam sapaan Abdul Muhari pun menjelaskan terkait isu dikaitkan dengan munculnya . “Ada beberapa isu juga ya dengan mungkin saja akan kembali, mungkin saja sanggup ditampilkan lebih lanjut tambahan zoom out ya, ini kawasan yang digunakan terdampak ya. Sebenarnya itu melintang ya, melintang Demak kemudian Kudus sampai beliau memisahkan ini ya Muria dari ,” jelasnya.

Aam memaparkan bahwa untuk mengawasi fenomena atau fenomena geologi harus dilaksanakan untuk membantu statement khususnya apakah penggerak munculnya fenomena itu.

“Kalau kita lihat ini sebenarnya tidak komponen alamnya jadi yang perlu kita ketahui ke di sini ketika kita melakukan juga statement yang berkaitan dengan fenomena atau fenomena geologi, apakah ini disebabkan oleh status alamnya atau ada factor engineering failure-nya,” kata Aam.

Lanjut Aam, bahwa banjir pada Demak bukanlah hanya saja unsur yang digunakan berubah menjadi penyebabnya. Namun, ada faktor tanggul jebol akibat tak kuat menahan debit yang tinggi.

“Nah yang muncul ke Demak itu tidak hanya sekali factor yang tersebut tak dominan tapi lebih banyak sejumlah ke engineering failure-nya. Memang intensitas sangat tinggi tetapi yang tersebut kemudian menyebabkan genangan sangat intensif pada hampir 7.000 hektar kawasan itu adalah akibat jebolnya tanggul,” paparnya.

“Jadi kita bisa saja bayangkan, ada 7 titik jebolnya tanggul yang kemudian dengan intensitas tambahan cukup membesar di sungai Wulan, Sungai Lusi yang digunakan berakibat ke tiga sebenarnya Kudus Demak Grobogan itu tidak ada mampu dibendung gitu ya,” sambungnya.

Aam pun menegaskan bahwa faktor-faktor inilah yang dimaksud bermetamorfosis menjadi penggerak , tidak lantaran kemunculan . “Nah ini yang dimaksud menyebabkan genangan sedemikian hebatnya. Jadi tidak sebab muncul lagi ya tapi kita harus tahu pendorong dari kejadian itu apa sehingga untuk menyebabkan analisa lebih tinggi lanjutnya pun kita mampu terarah.”

“Jadi akan sangat baik sekiranya, apakah itu peneliti atau para pakar kita bisa saja mengawasi dengan segera status ke lapangan sehingga kita bisa saja tahu apa sih penggerak dari banjir ini. Hal ini lebih lanjut banyak disebabkan oleh tanggul jebol,” pungkasnya.

ini disadur dari Penjelasan BNPB soal Heboh Isu Banjir Demak Picu Munculnya Selat Muria yang Hilang 300 Tahun