JakartaInside.com – , anggota , bekerja secara sembunyi-sembunyi sambil berkeliling , memantau kehidupan masyarakat di wilayah Kabupaten Barat untuk membantu mereka yang membutuhkan.

“Ya tujuannya membantu sesama dengan yang berbeda,” kata Dedi kepada , Selasa.

Ia mengatakan, pada Senin (2/1) tengah , ia berkunjung ke Desa Rawalele, Kecamatan Dawuan, Kabupaten , Barat.

Saat itu, Dedi datang ke sebuah dan langsung mengetuk pintu seisi untuk memanggil orang-orang di tersebut agar datang menjemputnya.

Dedi yang tidak dikenali karena memakai kupluk berkerudung dan bertopi, menggunakan dalih mencari bernama Robert yang terlibat tindak kriminal.

“Siapa itu?” tanya seseorang di .

“Saya dari Ciledug dan saya kejar orang dari Kalijati. Orangnya lari ke sini, dia dirampok,” kata Dedi yang masih menyamar dan belum diketahui identitasnya.

Saat itu penghuni keluar dan menemui itu. Ia mengaku tidak ada orang lain di itu selain mereka, termasuk ayah, ibu, dan ketiga anaknya.

Usai dipersilakan masuk, Dedi yang masih belum dikenal, langsung mendatangi seluruh yang sudah diaspal dengan dan berdinding sekat.

Undang, sang pemilik , mengaku tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Satu bekerja di pabrik, sedangkan dua lainnya, kembar, masih bersekolah.

tersebut saat ini berada di atas milik orang lain. Ajak saja modal untuk membeli beberapa untuk .

“Kamu tahu nama Robert?” Dia laki-laki jangkung bertato bunga dan bertato perempuan,” kata Dedi mengalihkan pembicaraan sembari menyebut Undang sering menghubungi Robert.

“Saya tidak tahu, Pak. Anda bisa mengaku. Itu fitnah. Saya miskin, Pak, kata Undang.

Aksi “gila” Dedi semakin memuncak dan ia menyebut ada transfer dari Robert ke toko yang masih menjadi utang Undang.

Ringkasnya, Dedi kemudian meminta Undang untuk menemaninya ke kantor . Bahkan RT, RW dan kepala desa berkumpul di depan untuk mencapai kantor .

Mendengar ini, seluruh ketakutan. Bahkan istri dan Undang menangis karena takut ayahnya dibawa ke kantor .

Lalu mantan Bupati itu membeberkan penyamarannya. Dia juga menyumbangkan untuk melunasi hutang toko dan modal penting untuk bulan berikutnya.

mata ketakutan langsung berubah menjadi mata haru karena tak menyangka akan menjenguk mereka.

“Maaf saya tadi ngerjain bapak. Ini untuk melunasi warung. Jadi nanti siklusnya nggak perlu lagi utang barang, karena sudah ada modal dasar ( tambahan), nggak usah utang lagi. Ini kan cukup untuk satu bulan ke depan,” kata Dedi.

Dedi mengungkapkan, alasan sengaja bertemu dengan Undang karena sejak awal mengetahui bahwa mereka berbeda dengan lain.

“Tadi dari Kalijati ada yang terpisah dari yang lain. Biasanya seperti ini suka tinggal di orang lain,” ujarnya.

Terakhir, ia berpesan kepada untuk bangkit, jangan sampai jatuh miskin. Salah satunya adalah menciptakan budaya kebersihan dan ketertiban di dalam dan di luar .

“Pesan saya satu lagi kamar dan itu rapikan. Karenarapi itu bukan urusan kaya atau miskin,” ujarnya.