Imam dan sejumlah akademisi UNJ tersebut menemukan sejumlah tantangan yang harus dipecahkan Bersama warga sekolah diantaranya akses terhadap air bersih sangat sulit dan hanya tersedia air asin.
“Air asin yang tersedia bukanlah opsi yang sehat atau layak diminum, menyebabkan berbagai masalah kesehatan di kalangan masyarakat sekolah,” imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut kemudian warga SMP Madinatul Ilmi dilibatkan dalam pelatihan pengoperasian sistem pengolahan air asin menjadi air minum.
“Mereka juga diberi pengetahuan tentang pentingnya kebersihan air dan bagaimana menjaga sistem agar berfungsi optimal,” bebernya.
Lebih lanjut melalui Implementasi kegiatan ini ternyata membawa dampak positif yang luar biasa bagi masyarakat sekolah SMP Madinatul Ilmi Desa Pantai Mekar.
“Mereka (warga) sekarang memiliki akses terhadap air minum yang bersih dan aman, mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang terkontaminasi.”
“Selain itu, kegiatan ini dapat mengembangkan keterampilan teknis di kalangan Masyarakat sekolah SMP Madinatul Ilmi, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya sumber daya alam yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sebagai penutup, Imam pun menerangkan bahwa program pemberdayaan masyarakat ini menjadi contoh nyata terkait penerapan inovasi teknologi dapat membantu permasalahan masyarakat.
Imam juga berharap agar program ini dapat diadopsi desa–desa lainnya dan dapat dijalankan secara rutin untuk kehidupan masyarakat desa pesisir yang lebih baik.
“Tentunya kegiatan ini diharapkan terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya baik dalam peningkatan kapasitas, maupun perbaikan sistem yang lebih baik,” pungkasnya.