Mereka menemukan bahwa pasukan bermarkas di sebelah tempat tinggal warga sehingga berpotensi menempatkan warga sipil pada ancaman serangan .

“Kami membuat ini berdasarkan aturan humaniter , yang mengharuskan semua pihak yang berkonflik untuk menghindari penempatan, sejauh mungkin, di dalam atau di dekat berpenduduk padat,” demikian pernyataan Amnesty International pada Minggu (7/8).

Berikut sejumlah temuan Amnesty International:

1. Markas di permukiman penduduk, termasuk dan
2. Serangan diluncurkan dari area dengan populasi warga sipil

“Praktik dalam menemukan sasaran di dalam berpenduduk sama sekali tidak membenarkan serangan yang membabi buta.

Semua pihak dalam harus setiap saat membedakan antara dan objek sipil dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak, termasuk dalam pemilihan senjata, untuk meminimalkan kerugian sipil.

Serangan tanpa pandang bulu yang membunuh atau melukai warga sipil atau merusak objek sipil adalah kejahatan ,” tutur Amnesty International.

Amnesty International menyadari bahwa laporannya memicu kemarahan di . Namun, organisasi itu menekankan tetap berdiri pada penilaiannya.

“Kami sepenuhnya mendukung temuan kami. Namun, apa yang kami dokumentasikan terkait apa yang dilakukan pasukan membenarkan pelanggaran ,” lanjut Amnesty International.

Sejak menginvasi pada Februari, Amnesty mengatakan telah mewawancarai ratusan korban yang menceritakan realitas brutal agresi .

“Kami telah menantang untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap melalui tindakan nyata, dan kami akan terus melakukannya,” imbuh mereka.

Berang

Amnesty Ukraina mengundurkan diri sebagai protes. Mereka menuduh organisasi meniru propaganda Kremlin.

Sementara, Volodymyr Zelensky berang dengan Amnesty International. Zelensky menyebut Amnesty International telah mencoba “mengalihkan tanggung jawab dari penyerang kepada korban”.