JakartaInsideCom – Center for Budget Analysis () , , untuk segera melaporkan gangguan ke . Desakan ini menyusul keputusan tegas yang memecat Direktur Teknologi dan Operasional Bank , Amirul Wicaksono.

Direktur Eksekutif , Uchok Sky Khadafi, menilai langkah pemecatan tersebut sebagai keputusan yang cerdas dan berani. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan itu harus diikuti dengan resmi ke .

“Kalau , , minggu depan tidak melaporkan ke , maka siap melaporkan ini bersama di Bank yang diduga sangat merugikan bank milik Pemprov ,” kata Uchok kepada , (11/4/).

Selain mendorong pelaporan ke , juga meminta agar jajaran dewan komisaris dan direksi Bank lainnya dicopot. Uchok menilai remunerasi yang diterima para petinggi bank tersebut tidak sebanding dengan yang ditunjukkan.

“Untuk satu tahun, perkiraan total remunerasi dan fasilitas lainnya yang diterima dari Bank sebesar Rp6,8 miliar untuk tiga dewan komisaris, dan sebesar Rp29,7 miliar untuk enam orang direksi,” ungkapnya.

Jika dirata-rata, lanjut Uchok, satu orang komisaris menerima sekitar Rp2,2 miliar per tahun, sedangkan setiap direksi menerima sekitar Rp4,9 miliar per tahun.

“Tingginya remunerasi ini tidak sepadan dengan mereka. Bahkan mereka telah merusak citra baik Bank di ,” ujar Uchok.

Ia juga menyoroti performa JakOne yang, meski mencatat pertumbuhan pengguna dan transaksi, belum cukup untuk menutupi kerugian citra yang terjadi. Berdasarkan data , jumlah pengguna JakOne pada mencapai 2,23 juta, naik 12,11 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara jumlah transaksi meningkat dari 22,06 juta transaksi pada 2022 menjadi 29,41 juta transaksi di , atau tumbuh sebesar 33,29 persen.

“Namun, pertumbuhan itu tidak serta-merta membenarkan buruk manajemen Bank secara keseluruhan,” pungkas Uchok.